Foto yang diabadikan pada 20 Agustus 2023 ini menunjukkan situasi pascakebakaran hutan di Kota Lahaina di Pulau Maui, Hawaii, Amerika Serikat. (Xinhua/Zeng Hui)
Abu yang bersumber dari kebakaran hutan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, kulit, dan bagian tubuh lainnya. Anak-anak dan penderita asma, penyakit paru-paru obstruktif kronis, atau penyakit jantung sangat rentan, begitu pula ibu hamil.
NEW YORK CITY, 5 September (Xinhua) -- Beberapa pekan usai kebakaran hutan dahsyat melanda kota bersejarah Lahaina di Maui, Hawaii, "udara beracun" yang ditinggalkan oleh bencana itu menghadirkan ancaman besar bagi kesehatan penduduk setempat, demikian dilaporkan oleh CBS News pada Selasa (5/9).
"Asap kebakaran hutan diketahui dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama masalah pernapasan. Namun, ketika api membakar seluruh kota, api juga melalap barang-barang industri, gedung, mobil, dan banyak benda lainnya yang dapat melepaskan bahan kimia beracun," kata laporan tersebut.
Anggota Dewan Maui County Tamara Paltin, yang mengetuai Komite Bencana, Ketahanan, Urusan Internasional, dan Perencanaan, mengatakan dirinya yakin bahwa udara di lokasi tersebut beracun.
"Arsenik, asbestos, timbal. Di dekat zona yang terbakar, kami mendengar dari para sukarelawan soal adanya dampak buruk," tuturnya. "Saya dengar seorang wanita mengalami batuk darah setelah berada di sana selama beberapa hari."
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), abu yang bersumber dari kebakaran hutan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, kulit, dan bagian tubuh lainnya. Anak-anak dan penderita asma, penyakit paru-paru obstruktif kronis, atau penyakit jantung sangat rentan, begitu pula ibu hamil, imbuh lembaga itu. Selesai