* Bagi banyak staf museum, keramaian yang mereka lihat pada musim panas ini jarang mereka saksikan sebelumnya, dan suasana museum yang ramai merupakan hal yang benar-benar baru.
* Menurut Guo Sike, seorang kurator Museum Konfusius di Kota Qufu, Provinsi Shandong, China timur, penyebab di balik "demam museum" ini adalah "demam terhadap budaya tradisional", atau ketertarikan yang semakin meningkat terhadap budaya tradisional China, terutama di kalangan generasi muda China.
* Meningkatnya popularitas wisata edukatif yang berfokus pada budaya tradisional juga telah menarik banyak orang untuk datang ke museum, karena kunjungan museum biasanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari wisata semacam itu.
TAIYUAN, 29 Agustus (Xinhua) -- Selama liburan musim panas yang sibuk tahun ini di China, mendapatkan tiket untuk berkunjung ke museum bukanlah hal mudah. Calon pengunjung mungkin akan kecewa dengan kenyataan bahwa tiket untuk satu pekan ke depan sudah habis dipesan.
Menanggapi "demam museum yang meningkat selama liburan musim panas," Biro Warisan Budaya Kota Beijing mengambil langkah yang tak biasa dan mengumumkan pada 18 Agustus bahwa hingga 31 Agustus, 46 museum di kota itu akan meniadakan penutupan yang dilakukan setiap Senin, sehingga para pengunjung dapat datang ke museum setiap hari.
Lonjakan permintaan juga terlihat di aula-aula museum yang penuh sesak di seluruh negara itu. Bagi banyak staf museum, keramaian yang mereka lihat pada musim panas ini jarang mereka saksikan sebelumnya, dan suasana museum yang ramai merupakan hal yang benar-benar baru.
Menurut Guo Sike, seorang kurator Museum Konfusius di Kota Qufu, Provinsi Shandong, China timur, penyebab di balik "demam museum" ini adalah "demam terhadap budaya tradisional", atau ketertarikan yang semakin meningkat terhadap budaya tradisional China, terutama di kalangan generasi muda China.
"Generasi muda memiliki kepercayaan diri budaya dan mencintai budaya tradisional China yang indah," kata Guo, seraya menambahkan bahwa teknologi-teknologi modern, seperti realitas virtual (virtual reality/VR), telah mendiversifikasi cara yang digunakan untuk menyajikan budaya tradisional, sehingga membuat budaya tradisional dapat ditampilkan dalam gambar yang lebih menyenangkan dan hidup.
Seorang turis mengunjungi pameran di museum seni opera Qinqiang di blok budaya Teater Yisushe di Xi'an, ibu kota Provinsi Shaanxi, China barat laut, pada 8 Agustus 2023. (Xinhua/Liu Xiao)
MENINGKATNYA PERMINTAAN TUR MUSEUM
Di suatu Minggu pagi pada Agustus, Museum Shanxi di Kota Taiyuan, ibu kota Provinsi Shanxi, China utara, antrean panjang pengunjung sudah mengular sebelum jam buka museum. "Banyak benda perunggu, patung Buddha, artefak dari halaman rumah tradisional serta panggung opera kuno dipamerkan di sini," ujar Wang Bin, seorang turis dari Beijing. Dia mengunjungi museum itu bersama istri dan putranya, seraya menyeret koper mereka.