JUDUL: Lebanon siap rundingkan demarkasi perbatasan darat dengan Israel melalui mediasi
DATELINE: 1 September 2023
DURASI: 00:02:01
LOKASI: Beirut
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan kedatangan Koordinator Khusus Kepresidenan AS untuk Infrastruktur Global dan Keamanan Energi Amos J. Hochstein guna bertemu dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri
2. Berbagai cuplikan pertemuan antara Hochstein dan Berri
3. Berbagai cuplikan pertemuan
STORYLINE:
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib pada Kamis (31/8) mengungkapkan kesediaan Lebanon untuk menggelar perundingan demarkasi perbatasan darat dengan Israel melalui mediasi, lapor kantor berita pemerintah Lebanon, National News Agency.
"Lebanon siap menggelar proses ini secara konsisten dengan mempertahankan hak-hak warga Lebanon," ujar Bou Habib dalam pertemuannya dengan Koordinator Khusus Kepresidenan Amerika Serikat (AS) untuk Infrastruktur Global dan Keamanan Energi Amos J. Hochstein di Beirut, ibu kota Lebanon.
Dalam pernyataannya, Hochstein menyampaikan dirinya tengah mengevaluasi sejauh mana kesiapan pihak-pihak terkait untuk menggelar perundingan demarkasi perbatasan darat pascakeberhasilan perundingan demarkasi perbatasan laut antara Lebanon dan Israel.
Hochstein menambahkan bahwa dia sedang mempelajari kelayakan mediasi untuk menyelesaikan poin-poin yang disengketakan perihal perbatasan darat tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Garis Biru pada 2000 sebagai garis demarkasi antara Lebanon dan Israel untuk menentukan apakah Israel telah menarik diri sepenuhnya dari Lebanon.
Saat ini, terdapat 13 poin yang disengketakan di mana salah satu pihak, Lebanon atau Israel, menyatakan keberatan atau penolakannya terhadap batas garis demarkasi yang ditentukan PBB tersebut.
Terlepas dari ketegangan sporadis yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, perbatasan Lebanon-Israel cenderung tenang sejak Israel terlibat perang selama sebulan dengan Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon, pada 2006.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut.
(XHTV)