Anggota Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) bersiaga di garis perbatasan yang memisahkan Lebanon dan Israel di Kfarchouba, Lebanon selatan, pada 26 Agustus 2023. (Xinhua/Taher Abu Hamdan)
YERUSALEM, 29 Agustus (Xinhua) -- Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant pada Selasa (29/8) mendesak Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres untuk mengambil tindakan guna meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon demi mencegah kemungkinan eskalasi.
Kedua pejabat tersebut bertemu di Markas Besar PBB di New York, menurut pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Israel.
Sebuah tank Israel mengarahkan artilerinya ke tentara Lebanon selama kondisi siaga antara kedua belah pihak di Kfarchouba, Lebanon selatan, pada 26 Agustus 2023. (Xinhua/Taher Abu Hamdan)
Gallant mengatakan kepada Guterres bahwa meningkatnya ketegangan di perbatasan utara Israel adalah akibat dari "provokasi yang terus berlangsung dan pelanggaran terang-terangan yang dilakukan oleh Hizbullah," mengacu terutama pada pendirian tenda Hizbullah di wilayah yang disebutnya sebagai wilayah Israel. Menurut Gallant, Hizbullah telah mendirikan "lusinan" kompleks militer di sepanjang perbatasan itu dan mengintensifkan patroli oleh para pejuangnya.
Sementara itu, Lebanon mengatakan Israel melanggar kedaulatannya dengan mendirikan pagar kawat berduri dan tembok semen yang mengelilingi Desa Ghajar yang berada di perbatasan.
Pasukan Lebanon bersiaga di dekat garis perbatasan yang memisahkan Lebanon dan Israel di Kfarchouba, Lebanon selatan, pada 26 Agustus 2023. (Xinhua/Abu Hamdan)
Menteri Israel itu menyerukan intervensi "secepatnya" oleh PBB guna meredakan ketegangan, menambahkan bahwa kehadiran UNIFIL, pasukan pemelihara perdamaian PBB, di wilayah tersebut harus diperkuat.
Gallant memperingatkan bahwa Israel "tidak akan menoleransi peningkatan ancaman terhadap keamanan warganya, dan akan bertindak sebagaimana diperlukan dalam pertahanan mereka."
Guterres dilaporkan telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bouhabib di New York pada Senin (28/8), menurut saluran berita televisi Kan Israel. Selesai