JUDUL: Pembicaraan tripartit terkait sengketa bendungan Sungai Nil berakhir tanpa hasil nyata
DATELINE: 29 Agustus 2023
DURASI: 00:00:55
LOKASI: Kairo
KATEGORI: POLITIK/EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan Sungai Nil
2. Berbagai cuplikan Bendungan Hidase atau Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD)
STORYLINE:
Kementerian Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir pada Senin (28/8) mengatakan bahwa putaran terbaru perundingan terkait sengketa Bendungan Hidase atau Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) telah berakhir di Kairo tanpa "hasil nyata."
Pembicaraan antara Mesir, Ethiopia, dan Sudan yang sempat terhenti itu dilanjutkan kembali pada Minggu (27/8) di Kairo, ibu kota Mesir, membahas perselisihan yang telah berlangsung lama terkait GERD.
Setelah bertahun-tahun melakukan perundingan tanpa hasil, "babak baru pembicaraan ini bertujuan mencapai kesepakatan tentang aturan pengisian dan pengoperasian GERD," jelas pernyataan itu.
Meski demikian, "pembicaraan tripartit tersebut tidak menyaksikan adanya perubahan nyata dalam posisi Ethiopia," kata pernyataan itu.
"Mesir terus melakukan upaya maksimal untuk mencapai, sesegera mungkin, kesepakatan yang mengikat secara hukum tentang pengisian dan pengoperasian bendungan yang melayani kepentingan dan posisi Kairo dalam menjaga keamanan air, serta menghindari timbulnya bahaya, sembari mewujudkan keuntungan bersama bagi ketiga negara," urai pernyataan itu.
Semua pihak yang berunding harus mengadopsi visi komprehensif yang akan berpengaruh positif pada putaran perundingan berikutnya, imbuh pernyataan itu.
Ethiopia mulai mengisi bendungan itu pada 2020 meski mendapat penolakan dari Mesir dan Sudan, yang pada akhirnya berujung pada penangguhan negosiasi tripartit terkait pada 2021.
Pihak Addis Ababa pada Juli lalu menyatakan bahwa tahap pengisian keempat untuk bendungan itu akan diperpanjang hingga September dan negara-negara di lokasi hilir Sungai Nil tersebut tidak akan dirugikan.
Ethiopia mulai membangun GERD pada 2011 dan memperkirakan proyek pembangkit listrik tenaga air raksasa itu dapat menghasilkan lebih dari 6.000 megawatt listrik, namun Mesir dan Sudan khawatir proyek tersebut dapat mengurangi proporsi air Sungai Nil di wilayah mereka.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo.
(XHTV)