BEIJING, 19 Agustus (Xinhua) -- Atas undangan Presiden Republik Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden China Xi Jinping akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15 yang akan digelar di Johannesburg, Afrika Selatan, dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Afrika Selatan pada 21 hingga 24 Agustus mendatang. Selama berada di Afrika Selatan, Presiden Xi akan memimpin Dialog Para Pemimpin China-Afrika bersama Presiden Ramaphosa.
MEMBAHAS CARA-CARA UNTUK MEMPERDALAM KERJA SAMA BRICS
"KTT mendatang akan menjadi KTT BRICS tatap muka pertama dalam lebih dari tiga tahun dan KTT BRICS pertama yang diadakan di Afrika dalam lima tahun," demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Jumat (18/8) dalam konferensi pers rutin.
"Semua pihak akan bertukar pandangan mendalam tentang berbagai tantangan global yang menonjol, meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dalam urusan internasional, menyuntikkan stabilitas dan energi positif ke dunia saat ini yang penuh dengan ketidakpastian, serta menyumbangkan kebijaksanaan dan kekuatan untuk perdamaian dan pembangunan dunia," kata Wang.
Wang menyebutkan bahwa mereka akan membahas cara-cara untuk semakin memperdalam dan memperkuat kerja sama BRICS, termasuk kerja sama praktis di berbagai bidang seperti ekonomi dan perdagangan, keuangan, keamanan, pertukaran antarmasyarakat dan budaya, dan tata kelola global, serta memberikan panduan untuk pertumbuhan stabil yang berkelanjutan dari mekanisme tersebut.
Wang mengatakan bahwa sejak dibentuk, BRICS tetap setia pada tujuan pembentukannya, yakni untuk mendapatkan kekuatan melalui solidaritas, menjunjung tinggi semangat keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama yang saling menguntungkan, serta kerja sama praktis yang mendalam di berbagai bidang. BRICS telah menjadi kekuatan penting yang mendorong reformasi tata kelola global dan meningkatkan pengaruh internasional.
BRICS terdiri dari lima negara anggota, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Afrika Selatan menjadi ketua BRICS pada 2023, menggantikan China.
Dengan mengusung tema "BRICS dan Afrika: Kemitraan untuk Pertumbuhan yang Saling Dipercepat, Pembangunan Berkelanjutan, dan Multilateralisme Inklusif", KTT itu akan melanjutkan momentum kerja sama yang sehat dari BRICS "Tahun China" 2022 dan memetakan masa depan yang lebih cerah bagi BRICS.
"Mereka juga akan berusaha untuk memperkuat dialog dan kerja sama antara BRICS dan Afrika serta negara-negara berkembang dan emerging market lainnya, dan mengirimkan pesan yang kuat tentang menjaga multilateralisme dan berfokus pada pembangunan bersama," tambah Wang.
"KTT ini sangat penting untuk mendukung kerja sama praktis di kalangan negara berkembang dan emerging market di berbagai bidang, mendorong reformasi tata kelola global, serta meningkatkan representasi dan suara negara-negara berkembang," ujar Li Wentao, seorang peneliti dari Institut Hubungan Internasional Kontemporer China, seraya menambahkan bahwa di tengah perubahan global yang besar, solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara BRICS akan membawa lebih banyak kepastian ke dunia yang tidak pasti.
Tang Xiaoyang, Dekan Departemen Hubungan Internasional di Universitas Tsinghua, menuturkan bahwa memperkuat kerja sama dengan negara-negara BRICS akan membantu negara-negara berkembang dan emerging market mencari titik pertumbuhan baru dan membantu mereka mencapai pembangunan yang lebih tangguh.
MENYUSUN CETAK BIRU BAGI PERKEMBANGAN HUBUNGAN CHINA-AFRIKA SELATAN
Tahun ini menandai peringatan 25 tahun hubungan diplomatik antara China dan Afrika Selatan. Wang menjelaskan bahwa dalam kunjungannya, Presiden Xi akan bertukar pandangan dengan Presiden Ramaphosa mengenai hubungan bilateral serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi kepentingan bersama, dan menyusun cetak biru bagi perkembangan hubungan bilateral. Kunjungan ini akan memberikan dorongan yang kuat untuk membangun komunitas China-Afrika Selatan tingkat tinggi dengan masa depan bersama.
Menyebut bahwa Afrika Selatan merupakan mitra strategis komprehensif China sekaligus negara Afrika pertama yang bergabung dengan kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra, Wang mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir khususnya, di bawah perhatian dan perencanaan bersama Presiden Xi dan Presiden Ramaphosa, hubungan China-Afrika Selatan telah mempertahankan perkembangan tingkat tinggi, dengan rasa saling percaya politik, kerja sama praktis, pertukaran antarmasyarakat dan budaya, serta koordinasi strategis terus diperdalam.
"Tidak peduli bagaimana lanskap internasional berubah, China tidak akan mengubah komitmennya untuk memperdalam persahabatan serta meningkatkan solidaritas dan kerja sama dengan Afrika Selatan," ujar Wang.
"Kami ingin bekerja sama dengan Afrika Selatan untuk terus saling mendukung dalam isu-isu yang menjadi kepentingan inti dan perhatian utama satu sama lain, bersama-sama mengejar pembangunan dan revitalisasi, serta memberikan kontribusi positif bagi dunia multipolar dan demokrasi yang lebih besar dalam hubungan internasional," ungkap sang jubir.
MENGEDEPANKAN SEMANGAT PERSAHABATAN CHINA-AFRIKA
Selama berada di Afrika Selatan, Presiden Xi bersama Presiden Ramaphosa akan memimpin Dialog Para Pemimpin China-Afrika. Ketua bersama Afrika untuk Forum Kerja Sama China-Afrika, ketua Uni Afrika, serta para perwakilan dari komunitas-komunitas ekonomi regional turut diundang ke acara tersebut.
"Solidaritas dan kerja sama dengan negara-negara Afrika merupakan landasan kebijakan luar negeri China serta pilihan strategis kami yang sudah lama dipegang dan tetap kokoh," tutur Wang.
Dia mengatakan bahwa dalam dialog itu, yang mengusung tema "Mendorong integrasi Afrika dan bersama-sama membangun komunitas China-Afrika tingkat tinggi dengan masa depan bersama" (Promoting African integration and jointly building a high-level China-Africa community with a shared future), kedua belah pihak akan melakukan dialog mendalam tentang bekerja sama untuk memajukan modernisasi serta membangun lingkungan yang damai, adil, dan terbuka untuk pembangunan.
Wang mengatakan bahwa dengan mengedepankan semangat persahabatan dan kerja sama China-Afrika serta bertujuan untuk mewujudkan hasil kerja sama yang nyata, China dan Afrika akan menciptakan masa depan yang lebih baik lagi bagi rakyat mereka dan menjadi contoh teladan untuk memajukan pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Su Xiaohui, seorang peneliti di China Institute of International Studies, mengatakan kepada Xinhua bahwa selama bertahun-tahun, China dan Afrika telah bekerja bersama dan bekerja sama dengan erat, menjadi contoh bagi kerja sama yang bersahabat dan pembangunan bersama untuk negara-negara berkembang.
"Negara-negara Afrika aktif mempromosikan modernisasi serta pembangunan mandiri, dan modernisasi China akan memberikan peluang pembangunan yang berharga bagi mereka serta menyuntikkan dorongan baru ke dalam kerja sama China-Afrika dan pembangunan mandiri Afrika," papar Su. Selesai
【记者:Liu Hua,Sun Yi,Xu Ke,Dong Xue 】
原文链接:http://home.xinhua-news.com/rss/newsdetaillink/99acfbbcd38f15e873b56e1684af3eb1/1692433621709