Foto dokumentasi berikut ini menunjukkan beberapa pasien rumah sakit di dekat markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Baghdad, Irak, menunggu untuk dipindahkan setelah serangan bom pada 19 Agustus 2003. (Xinhua/Li Jizhi)
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2008 menetapkan tanggal pengeboman Baghdad sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia.
PBB, 18 Agustus (Xinhua) -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (18/8) memperingati 20 tahun peristiwa peledakan bom bunuh diri di markas besarnya di Baghdad, Irak, yang menewaskan 22 personel PBB.
Dalam upacara singkat di markas besar PBB di New York, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Departemen Dukungan Operasional Atul Khare meletakkan karangan bunga di depan sebuah plakat untuk peringatan peristiwa pengeboman yang terjadi pada 2003 itu.
Pengeboman itu terjadi pada 19 Agustus 2003 di Hotel Canal di Baghdad, yang pada saat itu digunakan PBB sebagai markas besarnya di Irak. Pengeboman itu menewaskan 22 orang, termasuk Perwakilan Khusus PBB di Irak Sergio Vieira de Mello, dan menyebabkan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka.
Foto dokumentasi berikut ini menunjukkan seorang tentara Amerika Serikat berjaga di dekat markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Baghdad, Irak, setelah serangan bom pada 19 Agustus 2003. (Xinhua/Li Jizhi)
Majelis Umum PBB pada 2008 menetapkan tanggal pengeboman Baghdad sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia.
Dalam pesan video untuk Hari Kemanusiaan Sedunia, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan tragedi 20 tahun lalu itu menandai perubahan dalam cara kerja para aktivis kemanusiaan.
Saat ini, meskipun aktivis kemanusiaan dihormati di seluruh dunia, mereka kemungkinan juga dijadikan target oleh orang-orang yang berniat mencelakai mereka, katanya.
"Pada Hari Kemanusiaan Sedunia ini, kami memberikan penghormatan atas keberanian dan dedikasi para aktivis kemanusiaan di seluruh dunia. Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami untuk upaya mereka yang gigih dan menyelamatkan nyawa di seluruh dunia. Kami merayakan dedikasi mereka yang tak tergoyahkan untuk melayani semua orang yang membutuhkan, tanpa memandang siapa orang itu, di mana lokasinya, dan apa pun yang terjadi," kata Guterres. Selesai