Xu Zhangwei (kedua dari kiri, tengah), pemimpin tim medis China, mengunjungi Twic East County di Negara Bagian Jonglei, Sudan Selatan, pada 28 Juni 2023. (Xinhua/Denis Elamu)
Sudan Selatan menempati peringkat tertinggi dalam hal kerawanan bagi pekerja bantuan kemanusiaan dalam beberapa tahun berturut-turut, dengan 40 serangan terhadap pekerja bantuan kemanusiaan dan 22 korban jiwa telah dilaporkan sampai dengan 16 Agustus.
PBB, 17 Agustus (Xinhua) -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis (17/8) memperingatkan bahwa 2023 akan kembali mencatatkan tingginya jumlah korban tewas dan cedera di kalangan pekerja bantuan kemanusiaan akibat konflik dan kerawanan di sejumlah negara, seperti Sudan Selatan.
Sejauh tahun ini, tercatat 62 pekerja bantuan kemanusiaan tewas dalam sejumlah krisis di seluruh dunia, dengan 84 orang luka-luka dan 34 orang diculik, ungkap Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), mengutip data sementara dari tim peneliti Basis Data Keamanan Pekerja Bantuan Kemanusiaan di lembaga konsultan Humanitarian Outcomes.
Sudan Selatan menempati peringkat tertinggi dalam hal kerawanan bagi pekerja bantuan kemanusiaan dalam beberapa tahun berturut-turut, lanjut OCHA, seraya mencatat bahwa hingga Rabu (16/8), sebanyak 40 serangan terhadap pekerja bantuan kemanusiaan dan 22 korban jiwa telah dilaporkan.
Sudan berada di urutan kedua, dengan 17 serangan terhadap pekerja bantuan kemanusiaan dan 19 korban jiwa dilaporkan sejauh tahun ini.
Menurut OCHA, negara lain yang juga melaporkan kematian pekerja bantuan kemanusiaan adalah Republik Afrika Tengah, Mali, Somalia, dan Ukraina. Selesai