Seorang pria menjajal skuter listrik Yadea dalam Electric Mobility Showcase 2023 di Phnom Penh, Kamboja, pada 11 Agustus 2023. (Xinhua/Sovan)
Seiring Kamboja mempromosikan EV untuk mencapai target emisi karbonnya, semakin banyak masyarakat setempat beralih ke cara transportasi yang ekonomis, ramah lingkungan, dan berkelanjutan ini dengan merek-merek buatan China yang semakin populer di kalangan pembeli.
PHNOM PENH, 12 Agustus (Xinhua) -- Berbagai merek kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan skuter listrik China, seperti Letin Mengo, Yadea, dan Sunra, dipamerkan pada Jumat (11/8) di Kamboja, menarik ratusan pengunjung.
Setelah melambungnya harga minyak, sebagian masyarakat negara di Asia Tenggara itu beralih menggunakan skuter dan mobil listrik karena akan menghemat banyak uang untuk bahan bakar.
Udom Pisey, manajer EV di Car4you Co., Ltd., yang mengimpor EV Letin Mengo dari China, mengatakan penggunaan EV tidak hanya menghemat uang, tetapi juga melindungi lingkungan yang bersih.
"Harga EV tidak jauh berbeda dengan kendaraan berbahan bakar bensin atau solar, tetapi biaya operasional EV jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin atau solar," katanya kepada Xinhua dalam Electric Mobility Showcase 2023 di Phnom Penh.
"Pengguna akan menghemat banyak uang karena mengisi daya EV jauh lebih murah daripada mengisi bahan bakar bensin atau solar," imbuhnya.
Pisey mengatakan EV memiliki biaya perawatan yang sangat rendah karena tidak memiliki banyak komponen bergerak seperti pada kendaraan bermesin pembakaran dalam.
Ly Na, seorang eksekutif penjualan di EVX Auto Company, distributor eksklusif skuter Sunra buatan China di Kamboja, mengatakan baik mobil listrik maupun kendaraan roda dua listrik sama-sama ramah lingkungan, sehingga mengurangi polusi udara dan polusi suara.
"Penjualan kami cukup bagus karena banyak skuter Sunra terjual setiap bulannya, dan saya yakin permintaan akan terus meningkat akibat kenaikan harga minyak," tuturnya kepada Xinhua di pameran tersebut.
"Skuter Sunra berkualitas tinggi, dan kecepatannya berkisar dari 70 kilometer hingga 135 kilometer berdasarkan model," imbuhnya.
Udom Pisey, manajer EV di Car4you Co., Ltd., berfoto di samping kendaraan listrik Letin Mengo dalam pameran di Phnom Penh, Kamboja, pada 11 Agustus 2023. (Xinhua/Sovan)
Acara selama satu hari ini diikuti oleh 19 peserta pameran yang menampilkan mobil dan skuter listrik dari berbagai negara, termasuk Kamboja, China, Korea Selatan, dan Singapura.
"Mobilitas listrik merupakan masa depan transportasi yang berkelanjutan," kata Andy Chun, direktur pelaksana di perusahaan pemasok kendaraan roda dua listrik Korea Selatan, Verywords Co., Ltd.
Pemerintah Kamboja mendorong masyarakat agar menggunakan EV dan sepeda motor listrik, dengan mengatakan bahwa kendaraan tersebut ramah lingkungan dan menghemat biaya penggunanya.
Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Kamboja, sekitar 800 EV baru telah didaftarkan di negara kerajaan itu per Februari 2023, sedangkan data untuk kendaraan listrik beroda dua belum tersedia.
"Pemerintah berkomitmen untuk mencapai 40 persen mobil listrik dan 70 persen sepeda motor listrik pada 2050 demi mengurangi emisi karbon," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Kamboja Sun Chanthol.
Untuk mencapai target ini, pemerintah telah mengurangi bea impor kendaraan listrik sejak 2021 menjadi hampir 50 persen dari pajak kendaraan tradisional bermesin pembakaran internal, ujarnya, seraya menambahkan bahwa Kamboja juga mendorong investasi di pabrik perakitan EV.
"Ini memberikan dorongan bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik," tuturnya.
Chanthol mengatakan EV juga memiliki manfaat kesehatan dan lingkungan melalui pengurangan polusi udara yang akan menghasilkan manfaat kesehatan masyarakat.
"Selain itu, biaya operasional untuk sebuah EV per satu kilometer hampir setengah dari biaya operasional kendaraan tradisional bermesin pembakaran internal," katanya. Selesai