BEIJING, 10 Agustus (Xinhua) -- China menentang pengerahan pasukan siber Amerika Serikat (AS) di negara-negara tetangga China dan mengecam kampanye disinformasi AS, ungkap seorang juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China pada Kamis (10/8) saat dimintai komentar mengenai pencurian siber AS yang menyasar Jepang.
Menurut WikiLeaks, AS melakukan pencurian siber terhadap 35 target di Jepang, termasuk beberapa anggota kabinet Jepang.
Jubir Kemenlu China itu mengatakan bahwa pemerintah AS tidak hanya melakukan pencurian siber berskala besar, sistematis, dan tak pandang bulu terhadap negara-negara lain di dunia, tetapi juga baru-baru ini mencoba mengerahkan pasukan sibernya ke negara-negara relevan dengan mengatasnamakan kerja sama peningkatan kapasitas untuk menyusup ke dalam sistem siber negara-negara tersebut.
AS bahkan telah menggunakan media dan bentuk disinformasi lain tentang apa yang disebut sebagai "peretas China" untuk membujuk atau memaksa negara-negara relevan, terutama yang berada di sekeliling China, agar menerima pengerahan pasukan siber AS, yang mirip seperti "mengizinkan serigala masuk ke dalam rumah mereka," mengingat fakta bahwa AS menjadi yang terdepan di dunia dalam hal teknologi peretasan, kata jubir tersebut.
"Hal ini tidak hanya membahayakan keamanan siber mereka sendiri, tetapi juga menjadikan diri mereka sebagai jembatan atau batu loncatan bagi serangan siber pemerintah AS terhadap China tanpa sepengetahuan mereka," imbuh sang jubir.
Menyebut bahwa pasukan militer siber berbeda dengan pasukan militer konvensional, jubir itu berkata pasukan militer siber memiliki signifikansi secara strategis.
Sifat pengerahan pasukan siber AS tidak berbeda dengan pengerahan sistem antirudal dan rudal jarak menengah ke sekeliling China, kata jubir itu. Dia menambahkan bahwa langkah tersebut pada dasarnya mengikat tetangga-tetangga China ke dalam rangkaian gerbong AS, yang sangat merugikan kepentingan keamanan strategis China dan dapat dengan mudah menyebabkan risiko salah perhitungan yang besar.
"Kami berharap masyarakat internasional, khususnya negara-negara tetangga China, akan dapat menilai sendiri apa maksud AS yang sesungguhnya," lanjut jubir tersebut. Selesai
