Sejumlah migran bersiap menyeberangi Sungai Rio Grande di Eagle Pass, Texas, Amerika Serikat, pada 25 Juli 2022. (Xinhua/Nick Wagner)
Perbatasan menjadi eksperimen mengerikan yang menunjukkan kegagalan kebijakan imigrasi AS, serta melukai dan menghancurkan orang-orang yang berharap mendapatkan kehidupan lebih baik di negara ini.
NEW YORK CITY, 9 Agustus (Xinhua) -- Ribuan migran menempuh perjalanan berbahaya melintasi gurun dalam beberapa tahun terakhir, menderita akibat kerasnya kebijakan perbatasan Amerika Serikat (AS) dan banyak komplikasi baru lainnya, sebut sebuah artikel opini di CNN baru-baru ini.
"Dari pertengahan Juni hingga akhir Juli, El Paso mencatatkan suhu udara di atas 100 derajat Fahrenheit (37,78 derajat Celsius) selama lebih dari 40 hari berturut-turut, yang berarti bahwa selain tragedi-tragedi yang saya dan rekan-rekan dokter lainnya biasa saksikan, ruang gawat darurat kami juga harus menangani berbagai penyakit akibat serangan udara panas," ujar Brian Elmore, seorang dokter residen gawat darurat di Kota El Paso, Negara Bagian Texas, AS.
Lebih dari 100 migran meninggal akibat udara panas di sepanjang perbatasan selatan AS tahun ini, dengan 13 orang meninggal dan 226 orang berhasil diselamatkan dari dehidrasi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan udara panas hanya dalam kurun sepekan pada Juli ini, ungkap Elmore mengutip Patroli Perbatasan AS di dalam artikelnya yang diterbitkan pada Minggu (6/8).
Perbatasan menjadi eksperimen mengerikan yang menunjukkan kegagalan kebijakan imigrasi AS, serta melukai dan menghancurkan orang-orang yang berharap mendapatkan kehidupan lebih baik di negara ini, kata Elmore.
"Selama beberapa dekade terakhir, para politisi di kedua partai yang berseberangan turut andil menjadi penyebab dari apa yang terjadi di perbatasan, sering kali dengan saling menjatuhkan satu sama lain secara kejam," imbuhnya. Selesai
