JUDUL: Bank sentral Turkiye naikkan suku bunga jadi 17,5 persen
DATELINE: 21 Juli 2023
DURASI: 00:02:11
LOKASI: Ankara
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan bank
2. Berbagai cuplikan suasana jalan dan orang-orang yang sedang berjalan
STORYLINE:
Bank sentral Turkiye pada Kamis (20/7) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 250 basis poin dari 15 persen menjadi 17,5 persen sebagai langkah melawan inflasi yang tinggi dan fluktuasi mata uang.
Bank sentral tersebut "memutuskan akan melanjutkan proses pengetatan moneter guna menetapkan jalur disinflasi sesegera mungkin, menahan ekspektasi inflasi, dan mengendalikan deteriorasi perilaku harga," kata komite kebijakan moneter institusi itu dalam sebuah pernyataan.
Untuk meningkatkan mekanisme dan stabilitas pasar, komite tersebut secara bertahap akan "menyederhanakan dan meningkatkan kerangka kerja mikro- dan makroprudensial yang ada" serta menjanjikan pengetatan kredit dan kuantitatif guna mendukung kenaikan suku bunga, tambah pernyataan.
Kenaikan ini terjadi hampir sebulan setelah bank sentral Turkiye menaikkan suku bunga utamanya sebesar 650 basis poin ke angka 15 persen pada 22 Juni dalam sebuah perubahan kebijakan menuju pengetatan moneter untuk menekan inflasi yang tinggi.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan sebelumnya menganjurkan kebijakan suku bunga yang rendah, karena meyakini bahwa kebijakan itu akan membantu meredam inflasi. Namun, lira Turkiye mengalami penurunan nilai yang signifikan sebesar lebih dari 60 persen terhadap dolar AS dalam dua tahun terakhir.
Untuk mengatasi masalah ekonomi, Erdogan menunjuk Hafize Gaye Erkan, mantan eksekutif bank yang berbasis di Amerika Serikat, sebagai gubernur bank sentral negara tersebut, dan Mehmet Simsek, seorang mantan bankir terkenal, sebagai menteri keuangan dan perbendaharaan negara, yang menandakan kembalinya Turkiye ke kebijakan yang lebih ortodoks.
Rakyat Turkiye telah lama menderita akibat tingginya biaya hidup, yang didorong oleh melonjaknya inflasi hingga 85,5 persen pada Oktober tahun lalu, angka tertinggi dalam kurun 24 tahun, sebelum akhirnya turun menjadi 38,2 persen pada Juni.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Ankara.
(XHTV)