JENEWA, 13 Juli (Xinhua) -- China menolak segala bentuk Islamofobia, kata diplomat tinggi negara itu di Jenewa dalam sebuah debat pada sesi ke-53 Dewan Hak Asasi Manusia PBB (United Nations Human Rights Council/UNHRC) yang sedang berlangsung.
Duta Besar Chen Xu, Kepala Misi China untuk PBB, menekankan bahwa China selalu mendorong sikap saling menghormati, toleransi, dan pengertian di antara peradaban yang berbeda.
UNHRC pada Selasa (11/7) melakukan pertemuan mendesak terkait peningkatan yang mengkhawatirkan dalam tindakan kebencian agama yang terencana dan dilakukan di hadapan publik, seperti yang ditunjukkan oleh aksi penodaan berulang kali terhadap Al-Qur'an di beberapa negara Eropa. Dewan tersebut kemudian mengadopsi resolusi tentang masalah itu pada Rabu (12/7) pagi.
Chen mengatakan China mendukung pertemuan mendesak ini dan menekankan bahwa China mengutuk insiden penodaan terhadap Al-Qur'an.
Apa yang disebut "kebebasan berekspresi" tidak boleh digunakan sebagai pembenaran untuk menghasut benturan peradaban, atau menciptakan konfrontasi, catat Chen.
"Peradaban Islam telah memberikan kontribusi penting bagi peradaban dunia, serta keyakinan beragama dan perasaan umat Islam adalah hal yang penting," katanya.
Chen juga menyampaikan dalam sesi tersebut bahwa China siap bekerja dengan semua pihak untuk mengimplementasikan Inisiatif Peradaban Global (Global Civilization Initiative), yang mengadvokasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip kesetaraan, pembelajaran bersama, dialog dan toleransi antarperadaban.
Dia menambahkan bahwa kesalahpahaman antarperadaban dapat diatasi melalui pertukaran yang ditingkatkan, dan bentrokan dihindari dengan memperkuat pembelajaran bersama.
"China berharap dan meyakini bahwa pertemuan mendesak ini, yang diikuti dengan dialog dan diskusi tematik, akan mendorong beberapa negara untuk menunjukkan tekad politik dan mengambil tindakan praktis guna mengatasi masalah mengakar yang mengarah pada arogansi, diskriminasi, dan xenofobia, guna meningkatkan pemahaman dan rasa hormat terhadap berbagai agama dan peradaban, dan untuk mempromosikan pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," katanya.
Diproduksi oleh Xinhua Global Service