Foto yang diabadikan pada 23 Mei 2023 ini menunjukkan kawanan antelop Tibet di Cagar Alam Nasional Pegunungan Altun di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut. (Xinhua/Ding Lei)
BEIJING, 6 Juli (Xinhua) -- China telah menambahkan lebih dari 700 spesies ke dalam daftar terbarunya untuk satwa liar darat yang memiliki nilai ekologis, ilmiah, dan sosial yang penting, semakin memperluas dasar hukum untuk perlindungan satwa liar dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Pertama kali diterbitkan pada 2000, kini daftar tersebut mencakup total 1.924 spesies satwa liar, termasuk 1.028 burung, 450 reptil, 253 amfibi, dan 91 mamalia, menurut Administrasi Kehutanan dan Padang Rumput Nasional China.
Di antara satwa yang ditambahkan ke dalam daftar itu terdapat Terpsiphone incei, spesies burung yang kian populer di kalangan pengamat burung dalam beberapa tahun terakhir, dan Muntiacus putaoensis, spesies rusa yang terancam punah.
Enam spesies dari genus Certhiidae juga muncul dalam daftar itu. Burung-burung yang kerap terlihat di hutan ini sangat menguntungkan upaya pengendalian hama dan penyakit hutan, kata Sun Yuehua, seorang peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).
Penyesuaian ini didasarkan pada prinsip-prinsip memprioritaskan perlindungan ekologi, memenuhi kebutuhan penelitian ilmiah, dan menguntungkan pembangunan sosial, kata Zhang Zhengwang, profesor di Beijing Normal University.
China menerapkan berbagai kategori dan tingkat perlindungan bagi satwa liar. Sementara spesies langka dan terancam punah berada di bawah perlindungan utama, beberapa satwa lain yang juga membutuhkan perlindungan dimasukkan ke dalam daftar satwa liar darat yang memiliki nilai ekologis, ilmiah, dan sosial yang penting.
Beberapa spesies telah dihapus dari daftar yang diperbarui ini karena telah disertakan dalam daftar satwa liar di bawah perlindungan utama negara, yang memberikan tingkat perlindungan lebih tinggi.
Sementara itu, babi hutan dihapus dari daftar ini karena kelangsungan hidup spesies tersebut tidak lagi terancam, begitu juga beberapa spesies lain dengan populasi yang relatif besar dan tidak lagi terancam punah. Luwak (civet cat) telah dihapus dari daftar karena sejumlah alasan, termasuk skala populasi pembiakannya di alam liar.
China merupakan salah satu negara dengan jumlah spesies satwa liar terbesar di dunia. Untuk vertebrata saja, jumlahnya mencapai 8.197 spesies.
"Penyesuaian dan perluasan terkait cakupan perlindungan dari daftar ini akan memberikan dasar hukum untuk menindak tegas perusakan terhadap satwa liar dan habitatnya serta kegiatan bisnis ilegal, meningkatkan kemampuan perlindungan dan pengelolaan serta kesadaran masyarakat, dan meningkatkan perlindungan dan penyempurnaan lingkungan ekologi China," kata Zhang. Selesai