Foto yang diabadikan pada 17 Februari 2022 ini memperlihatkan cakrawala kota di Singapura. (Xinhua/Then Chih Wey)
SINGAPURA, 6 Juli (Xinhua) -- Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) membukukan kerugian bersih sebesar 30,8 miliar dolar Singapura (1 dolar Singapura = Rp11.131) untuk tahun fiskal 2022-2023 (April 2022-Maret 2023), mencerminkan dampak dari pengetatan kebijakan moneter untuk menurunkan inflasi.
Ini merupakan kerugian terbesar yang pernah dicatat oleh MAS.
Ravi Menon, direktur pelaksana MAS, pada konferensi pers mengatakan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu efek translasi mata uang negatif dari dolar Singapura yang lebih kuat dan biaya bunga yang tinggi dari pembersihan kelebihan likuiditas dalam sistem perbankan.
Sekitar 70 persen dari kerugian bersih itu, atau 21,4 miliar dolar Singapura, disebabkan oleh efek translasi mata uang negatif dari dolar Singapura yang lebih kuat, jelas Menon.
Dolar Singapura terapresiasi secara signifikan pada tahun fiskal 2022-2023 saat MAS memperketat kebijakan moneter untuk meredam tekanan inflasi.
Sisa 30 persen dari kerugian tersebut, atau 9,0 miliar dolar Singapura, disebabkan oleh biaya bunga bersih dari operasi pasar uang MAS untuk membersihkan kelebihan likuiditas dalam sistem perbankan, ujarnya. Selesai