Seorang staf menunjukkan pembayaran dengan yuan digital China, atau e-CNY, dalam Pameran Perdagangan Digital Global (Global Digital Trade Expo) pertama di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China timur, pada 12 Desember 2022. (Xinhua/Xu Yu)
Di China, proporsi jumlah uang yang beredar dalam bentuk tunai turun menjadi 3,7 persen dan masih terus menurun, kata Matthews.
LONDON, 5 Juli (Xinhua) -- China berada di jalurnya untuk menjadi negara terdepan di dunia dalam hal transaksi non-tunai, ungkap Kent Matthews, profesor perbankan dan keuangan di Universitas Cardiff, kepada Xinhua baru-baru ini dalam sebuah wawancara eksklusif.
Di China, proporsi jumlah uang yang beredar dalam bentuk tunai turun menjadi 3,7 persen dan masih terus menurun, kata Matthews.
"Orang-orang masa kini menggunakan uang tunai jauh lebih sedikit dibandingkan 10 atau 20 tahun yang lalu. Tren menuju masyarakat non-tunai tidak dapat dielakkan," ujarnya, seraya mengimbuhkan bahwa saat ini, proporsi uang tunai di Inggris sekitar 2,9 persen dari total uang yang beredar.
Dalam waktu kurang dari 20 tahun, China, dengan kecepatan yang mengesankan, menyamai Inggris dalam hal masyarakat non-tunai, sebut Matthews.
Seorang staf memperlihatkan satu jam tangan digital dengan terminal pembayaran seluler untuk yuan digital (e-CNY) di Pameran Produk Konsumen Internasional China (China International Consumer Products Expo/CICPE) pertama di Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan, pada 8 Mei 2021. (Xinhua/Guo Cheng)
Fakta ini menunjukkan seberapa cepat teknologi transaksi dan pembayaran non-tunai berkembang di China, serta seberapa cepat masyarakat China menerimanya, tutur Matthews.
Matthews mengatakan dirinya tidak akan heran jika dalam lima tahun ke depan, penggunaan uang tunai turun hingga kurang dari 2 persen dari total uang yang beredar di China. "Adopsi teknologi ini di China jauh lebih cepat."
Mengenang pengalamannya menggunakan ponsel untuk membeli buah mangga seharga beberapa sen dari pedagang kaki lima ketika berkunjung ke China baru-baru ini, Matthews mengatakan teknologi di China sangat maju dibandingkan belahan dunia lain, dan hal itu ada hubungannya dengan digitalisasi ekonomi negara tersebut.
Di China, Matthews takjub melihat orang-orang yang dia kira lebih suka menggunakan uang tunai, seperti warga lanjut usia (lansia), pemilik toko kecil, dan pedagang kaki lima, menggunakan ponsel mereka untuk bertransaksi ketimbang menggunakan uang tunai.
Foto yang diabadikan pada 4 September 2022 ini menunjukkan kartu pembayaran yuan digital (e-CNY) di pameran jasa keuangan dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2022 di Shougang Park di Beijing, ibu kota China. (Xinhua/Ju Huanzong)
"China sedang menjadi teladan pembayaran digital bagi seluruh dunia dan menunjukkan kepada kita bahwa, pada kenyataannya, usia bukanlah halangan," ujarnya.
Namun demikian, Matthews percaya bahwa tidak ada negara yang bisa sepenuhnya non-tunai. "Akan selalu ada kebutuhan terhadap uang tunai, dan mustahil bagi pemerintah mana pun untuk membuat peraturan yang menghapuskan uang tunai," tambahnya. Selesai