JUDUL: Pakar Indonesia peringatkan soal kedatangan El Nino lebih awal
DATELINE: 27 Juni 2023
DURASI: 00:04:19
LOKASI: Jakarta
KATEGORI: LINGKUNGAN
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan BMKG
2. Berbagai cuplikan jalan di Jakarta
3. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ARDHASENA SOPAHELUWAKAN, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG
STORYLINE:
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa Indonesia diperkirakan akan mengalami fenomena El Nino pada paruh kedua tahun ini dengan puncaknya terjadi pada Agustus.
Sebelumnya pada bulan ini, Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo mengatakan cuaca panas ekstrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino diprediksi akan mengakibatkan hingga 870.000 hektare lahan pertanian di Indonesia mengalami kekeringan dan gagal panen.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ARDHASENA SOPAHELUWAKAN, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG
"Pada dasarnya, El Nino merupakan fenomena yang menarik. Ini adalah fenomena laut dan atmosfer yang bergabung sehingga ketika massa lautan hangat yang besar bergeser ke bagian tengah dan timur Pasifik, sirkulasi atmosfer skala besar di Samudra Pasifik juga akan terganggu. Dan untuk mengukurnya, kami biasanya menggunakan beberapa indikator. Kami memiliki beberapa indeks yang mengukur kekuatan El Nino. Ada beberapa kategori El Nino, mulai dari lemah, sedang, dan juga kuat. Saat ini, intensitasnya masih rendah atau lemah. Namun, BMKG selaku badan layanan iklim nasional memprediksi kemungkinan El Nino mendatang akan memiliki skala sedang. Delapan puluh persen El Nino akan datang dalam waktu cukup dekat, sekitar akhir Juni atau awal Juli.
El Nino sebenarnya merupakan fenomena alami. El Nino merupakan variabilitas iklim alami, siklus alami dari Samudra Pasifik. Namun sekarang, terjadilah pemanasan global. Hal itu tentu saja memengaruhi perilaku El Nino. Jadi, keduanya berinteraksi satu sama lain, tidak hanya dalam hal evolusinya, tetapi juga dalam hal dampaknya.
Salah satu implikasi ke depan, Indonesia mungkin akan memiliki iklim yang lebih basah pada saat musim hujan, tetapi lebih kering pada saat musim kemarau.
Wilayah Indonesia, yang disebut sebagai benua maritim, berada di jantung dampak El Nino. Laut menghangat yang bergeser ke Pasifik tengah dan Pasifik timur berdampak pada berkurangnya curah hujan di sekitar Indonesia atau di sekitar Asia Tenggara. Jika iklim menjadi semakin kering dan kelembapan tanah di kawasan hutan menjadi cukup kering, kondisi tersebut berpotensi besar memicu terjadinya kebakaran. Dampak umumnya di wilayah Indonesia adalah iklim kering. Hal ini sudah kami komunikasikan secara khusus ke sedikitnya empat sektor sensitif yang terkena dampak langsung dari El Nino, yaitu sektor sumber daya air, kehutanan, pertanian, dan juga sektor penanggulangan bencana."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Jakarta.
(XHTV)