Foto yang diabadikan pada 8 Desember 2022 ini menunjukkan tampilan eksterior markas Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Centre for Disease Prevention and Control/ECDC) di Stockholm, Swedia. (Xinhua/Wei Xuechao)
Gelombang panas, banjir, dan kekeringan di Eropa telah menciptakan habitat yang dibutuhkan oleh nyamuk Aedes albopictus, yang dapat menyebarkan demam berdarah, malaria, dan virus Chikungunya. Nyamuk itu juga membawa virus West Nile, demam kuning, dan virus Zika.
STOCKHOLM/ROMA, 22 Juni (Xinhua) -- Hingga 31 Mei, lebih dari 1.300 kasus infeksi virus West Nile yang ditularkan secara lokal pada manusia, termasuk 104 kematian pada 2022, telah dilaporkan di Eropa, ungkap Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Centre for Disease Prevention and Control/ECDC) pada Kamis (22/6).
Itu merupakan jumlah kasus penularan lokal tertinggi sejak 2018, atau tahun puncak epidemi, dan kasus-kasus itu ditemukan di Uni Eropa (UE), Wilayah Ekonomi Eropa (European Economic Area/EEA), dan negara-negara tetangga UE, menurut ECDC.
Lebih dari 1.100 kasus infeksi virus West Nile yang ditularkan secara lokal pada manusia dilaporkan oleh 10 negara di UE/EEA, papar ECDC dalam sebuah rilis pers.
Sejumlah wisatawan menyejukkan diri di dekat sebuah air mancur di Piazza del Popolo di Roma, Italia, pada 5 Agustus 2022. (Xinhua/Alberto Lingria)
Sebagian besar kasus itu dilaporkan oleh Italia dan Yunani, yang masing-masing tercatat 723 dan 283, dan angka kasus di Italia pada 2022 menjadi rekor tertinggi, imbuh ECDC.
Gelombang panas, banjir, dan kekeringan di Eropa telah menciptakan habitat yang dibutuhkan oleh nyamuk Aedes albopictus, yang dapat menyebarkan demam berdarah, malaria, dan virus Chikungunya. Nyamuk itu juga membawa virus West Nile, demam kuning, dan virus Zika.
Mayoritas nyamuk tersebut menyebar ke bagian utara dan wilayah yang lebih tinggi, kendati teritori biasanya berada di sejumlah bagian lembap di area Mediterania. Spesies nyamuk pembawa penyakit lainnya juga menyebar, kata ECDC.
Menurut laporan media, sejumlah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tercatat hingga ke bagian utara jauh, yakni Denmark dan Swedia.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan penyebaran geografis spesies nyamuk invasif ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah terdampak di Eropa," ujar Direktur ECDC Andrea Ammon.
Seorang pria membersihkan area yang terendam banjir di Bologna, wilayah Emilia-Romagna, Italia, pada 19 Mei 2023. (Xinhua/Gianni Schicchi)
"Jika hal ini berlanjut, kita akan mencatatkan lebih banyak kasus dan potensi kematian dari penyakit-penyakit seperti demam berdarah, Chikungunya, dan virus West Nile," kata Ammon, seraya menambahkan bahwa beragam upaya harus difokuskan pada cara untuk mengendalikan populasi nyamuk, meningkatkan pengawasan, dan memperkuat langkah-langkah perlindungan diri. Selesai