Sejumlah pengunjung mengamati deretan kostum khas Tibet dalam Pameran Pariwisata dan Budaya Xizang China kelima di Lhasa, ibu kota Daerah Otonom Tibet, China barat daya, pada 18 Juni 2023. (Xinhua/Sun Fei)
LHASA, 22 Juni (Xinhua) -- Sichung Drolma, seorang pramuniaga wanita dari perusahaan produk kasmir di Prefektur Ngari, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, memperkenalkan produknya kepada para pelanggan di Pameran Pariwisata dan Budaya Xizang China kelima.
Pameran yang digelar dari 16 hingga 18 Juni itu merupakan salah satu acara terpenting dalam kalender budaya Tibet.
Hampir 1.500 km dari Lhasa, Prefektur Ngari sering disebut sebagai "atap" Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, yang dikenal sebagai "atap dunia". Dengan peningkatan konstan fasilitas transportasi di Tibet, tempat yang dulunya terpencil itu juga telah terintegrasi ke dalam pasar domestik dan internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sichung Drolma dan koleganya telah berulang kali melakukan perjalanan ke Beijing, Shanghai, Daerah Otonom Mongolia Dalam, dan tempat-tempat lain untuk menjangkau bisnis dan mengamati pasar.
Sejak awal tahun ini, Sichung Drolma telah menjual produknya di berbagai pameran dagang di seluruh negeri. Dia mengatakan bahwa dalam Canton Fair yang berlangsung di Provinsi Guangdong, China selatan, produk kasmir dari Ngari disambut baik oleh konsumen dari dalam dan luar negeri, yang membantu meningkatkan kepercayaan perusahaan dalam menjelajahi pasar domestik dan luar negeri, serta memperluas saluran pendapatan bagi petani dan penggembala.
"Sweter dan syal kasmir Ngari dijual ke seluruh negeri, dan wol kami juga telah diekspor ke Asia Selatan," katanya.
Jelai dataran tinggi merupakan makanan pokok bagi warga Tibet. Pada 2018, Losang Tsering mendirikan tempat pembuatan bir dengan bir kerajinan jelai dataran tinggi sebagai produk utamanya.
Pada pameran tahun ini, dia membawa enam produk yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ke ruang pameran. Dia mengatakan bahwa negara-negara Barat sangat tertarik dengan jelai dataran tinggi yang tumbuh di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, dan impiannya menjual malt jelai dataran tinggi ke seluruh dunia sedang diwujudkan selangkah demi selangkah.
Penduduk desa memanen jelai dataran tinggi di Zijin, wilayah Gyangze di Xigaze, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, pada 26 September 2019. (Xinhua/Zhou Jinshuai)
Untuk waktu yang lama, para petani dan penggembala di Tibet telah terdampak oleh transportasi yang tidak nyaman karena lokasinya yang terpencil. Mereka kesulitan untuk membeli kebutuhan dan menjual makanan khas daerah mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, daerah tersebut telah meningkatkan sistem kerja sama pasokan serta pemasaran dan selanjutnya membantu para petani dan penggembala menjelajahi pasar.
Sebanyak 50 organisasi kerja sama pemasok dan pemasaran dari daerah pertanian dan penggembalaan Tibet membawa sekitar 300 jenis produk lokal yang khas, seperti mangkuk kayu dan kerajinan tangan, ke pameran tersebut.
Daerah itu telah melakukan upaya besar untuk meningkatkan infrastruktur di wilayah perbatasan, terus memperluas perdagangan perbatasan, serta memperdalam kerja sama dengan negara dan kawasan tetangga.
Pameran tahun ini digelar secara daring dan luring, dan jumlah peserta pameran dari luar negeri meningkat. Enam puluh perusahaan dari 16 negara, termasuk Nepal, India, Vietnam, Iran, Italia, dan Australia, membawa 630 jenis barang ke pameran tersebut. Kesepakatan pada 60 proyek dengan nilai total lebih dari 53 miliar yuan (1 yuan = Rp2.082) ditandatangani di pameran itu pada Sabtu (17/6). Selesai