JUDUL: Secangkir kopi setiap hari, kemewahan bagi warga Lebanon di tengah krisis ekonomi
DATELINE: 21 Juni 2023
DURASI: 00:01:57
LOKASI: Beiru
KATEGORI: MASYARAKAT
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan pemandangan jalan di Manara
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ALI TERRO, Pengunjung
3. Berbagai cuplikan kedai kopi milik Issa Assaf
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): ISSA ASSAF, Pemilik kedai kopi
STORYLINE:
Krisis keuangan Lebanon membuat banyak warga Lebanon kehilangan kesenangan mereka yang paling sederhana, yakni secangkir kopi setiap hari.
Menyeruput secangkir kopi setiap hari di Manara, tujuan wisata populer yang terletak di pesisir Beirut, adalah salah satu aktivitas favorit masyarakat dengan pendapatan terbatas.
Harga secangkir kopi di Manara dulunya 1.500 pound Lebanon (1 pound Lebanon = Rp0,99), setara dengan 1 dolar AS sebelum krisis, dan kini harganya menjadi 70.000 pound Lebanon (0,75 sen dolar AS), yang menjadi lebih murah bagi orang-orang dengan pendapatan dolar AS tetapi jauh lebih mahal bagi orang-orang yang gajinya masih dibayar dalam mata uang lokal.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): ALI TERRO, Pengunjung
"Situasi ekonomi sedang sulit. Sekarang tidak ada yang bisa minum tiga cangkir kopi sehari. Dulu saya biasa minum lima atau enam cangkir kopi sehari, tetapi sekarang satu cangkir per hari pun jarang. Bahkan satu cangkir kopi ini saya akan habiskan hingga akhir hari."
Krisis Lebanon menjerumuskan lebih dari 80 persen populasi ke dalam kemiskinan karena mata uang kolaps dan gaji pekerja di sektor publik terdevaluasi lebih dari 90 persen.
Masyarakat saat ini fokus pada kebutuhan dasar karena daya beli mereka menurun drastis.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): ISSA ASSAF, Pemilik kedai kopi
"Permintaan turun hingga 50 persen. Kami dulu bisa menjual 100 cangkir kopi per hari, misalnya. Sekarang kami menjual 50. Kami bersyukur ini masih cukup, tetapi keuntungan kami turun drastis. Tidak seperti dulu.".
Lebanon mengalami krisis ekonomi dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengakibatkan penutupan ribuan institusi dan pemecatan ratusan ribu karyawan.
Otoritas berwenang Lebanon berharap kedatangan banyak wisatawan mendatang akan membawa pendapatan bagi negara yang dilanda krisis tersebut sampai kesepakatan ditandatangani dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menempatkan Lebanon di jalur pemulihan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beirut.
(XHTV)