Wawancara: Pejabat PBB sebut pengalaman antipenggurunan lahan di China berkontribusi pada pembangunan hijau global

2023-06-19 17:42:43   来源:新华社

Foto dari udara yang diabadikan pada 23 September 2021 ini menunjukkan pemandangan musim gugur di pertanian hutan Saihanba di Provinsi Hebei, China utara. (Xinhua/Jin Haoyuan)

   Dengan komitmen untuk mempromosikan pembangunan hijau melalui kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra, pengalaman China dalam mengatasi penggurunan berkontribusi pada pembangunan hijau global, menurut seorang pejabat PBB.

   BEIJING, 18 Juni (Xinhua) -- Dengan komitmen untuk mempromosikan pembangunan hijau melalui kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra, pengalaman China dalam mengatasi penggurunan berkontribusi pada pembangunan hijau global, seperti diungkapkan seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

   China telah membuat sejumlah kemajuan ilmiah dalam pengendalian penggurunan dalam beberapa dasawarsa terakhir, membangun penghalang yang kokoh untuk keamanan ekologis, kata Jia Xiaoxia, petugas program di Konvensi PBB untuk Memerangi Penggurunan (United Nations Convention to Combat Desertification/UNCCD), saat menghadiri Forum Gurun Taklimakan ke-3 yang baru-baru ini diselenggarakan di Korla, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut.

   Data terbaru dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim, sebuah lembaga PBB, menunjukkan bahwa lahan kering saat ini mencakup 46,2 persen dari luas daratan global dan merupakan rumah bagi 3 miliar orang. Namun, lahan-lahan tersebut sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, dan mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang lembab.

Para peserta yang menghadiri sebuah lokakarya pelatihan pengendalian penggurunan mempelajari tentang teknologi pengikat pasir di area demonstrasi pencegahan pasir di Gurun Taklimakan, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 12 Juni 2023. (Xinhua/Zhou Shengbin)

   Berbicara kepada Xinhua di sela-sela forum tersebut, Jia menyoroti sejumlah upaya awal China dalam restorasi dan perlindungan ekologis, yang telah memungkinkan negara tersebut untuk mengumpulkan pengalaman yang luas di bidang ini.

   Sebagai contoh, Xinjiang, yang memiliki wilayah gersang terluas di China, telah mencapai keberhasilan luar biasa dalam pengendalian penggurunan selama beberapa dasawarsa terakhir melalui langkah-langkah seperti pertanian presisi, pengelolaan daerah aliran sungai terpadu, penghijauan, dan pengurangan penggembalaan yang berlebihan.

   Jia menyebutkan bahwa inisiatif "Tembok Besar Hijau" Afrika terinspirasi dari kunjungan para pejabat dan pakar Afrika ke China sekitar 30 tahun yang lalu, saat mereka menyaksikan manfaat program penghijauan besar-besaran di China, yaitu Program Hutan Penahan Angin Tiga Utara (Three-North Shelterbelt Forest Program), dan pencapaiannya dalam restorasi ekologis.

Sekawanan kuda Hequ berpacu di sebuah peternakan di wilayah Maqu, Prefektur Otonom Etnis Tibet Gannan, Provinsi Gansu, China barat laut, pada 15 Juli 2021. (Xinhua/Chen Bin)

   Selain memberikan dukungan ekonomi, China juga telah mengerahkan para peneliti dan pakar untuk memfasilitasi pertukaran teknologi dan memajukan program penghijauan Afrika.

   Saat ini, China terlibat dalam kerja sama teknologi dengan kawasan-kawasan yang terlibat dalam proyek Afrika dengan memanfaatkan aplikasi mahadata (big data) dan perencanaan, ujar Jia.

   Melalui satelit dan sarana lain untuk mengamati, mengumpulkan, menghitung, dan menganalisis data, China juga telah membantu negara-negara Afrika untuk lebih memahami karakteristik dan pola tanah, iklim, dan aspek-aspek lainnya, sehingga memajukan upaya pencegahan dan pengendalian penggurunan, imbuhnya.  Selesai

【记者:Xia Yuanyi,Li Wen,Guo Yuqi,Ge Chen,Jin Haoyuan,Zhou Shengbin,Chen Bin 】
原文链接:http://home.xinhua-news.com/rss/newsdetaillink/c7a93da3bc223ab168f5cbff68a3a7e8/1687167767796

财经新闻 ECONOMIC NEWS

24小时排行 LEADERBOARD