Foto dari udara yang diabadikan pada 12 Juni 2023 ini menunjukkan kapal rakitan China "SEPETIBA", salah satu kapal produksi, penyimpanan, dan bongkar-muat terapung (floating production, storage, and offloading/FPSO) terbesar di dunia, sedang berlabuh di sebuah dermaga di Tianjin, China utara. (Xinhua/Zhao Zishuo)
TIANJIN, 16 Juni (Xinhua) -- Kapal rakitan China "SEPETIBA," salah satu kapal produksi, penyimpanan, dan bongkar-muat terapung (floating production, storage, and offloading/FPSO) terbesar di dunia, dikirim dari kota pelabuhan Tianjin di China utara ke Brasil pada Jumat (16/6).
Menurut kontraktor umum Tianjin BOMESC Offshore Engineering Company Limited, kapal FPSO itu akan digunakan untuk ekstraksi minyak dan gas serta transportasi eksternal di ladang minyak Mero di Cekungan Santos.
"SEPETIBA" merupakan sistem produksi terapung yang mengintegrasikan produksi, penyimpanan, transportasi eksternal, serta fasilitas hidup dan listrik untuk ladang minyak dan gas lepas pantai.
"SEPETIBA" memiliki panjang 333 meter, tinggi 64 meter, dan lebar 60 meter. Luas dek utamanya kira-kira setara dengan 3,5 kali luas lapangan sepak bola standar, dan bobot kosongnya mencapai 93.000 ton. Kapal tersebut memenuhi persyaratan operasional di laut berkedalaman 2.000 meter di perairan Brasil.
SEPETIBA dapat memproduksi hingga 180.000 barel minyak per hari, dan memiliki kapasitas pengolahan gas harian sebesar 12 juta meter kubik. Kapal itu juga dapat menyimpan 1,4 juta barel minyak mentah.
Xu Lipin, manajer pusat pengoperasian proyek di Tianjin BOMESC Offshore Engineering Company Limited, mengatakan bahwa karena SEPETIBA merupakan proyek FPSO pertama yang dirakit di Tianjin, kapal tersebut memiliki nilai ekspor hampir 1 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.943).
Perusahaan tersebut didirikan di Zona Perdagangan Bebas Pelabuhan Tianjin pada 2009. Sejauh ini, perusahaan itu telah mengirimkan 17 kapal FPSO ke Petrobras, perusahaan minyak nasional Brasil. Selesai