Foto yang diabadikan pada 30 Mei 2023 ini memperlihatkan Manhattanhenge di Manhattan, New York City, Amerika Serikat. (Xinhua/Li Rui)
Kekayaan adalah nilai dari apa yang dimiliki seseorang dikurangi utang. Banyak orang berutang lebih dari nilai seluruh hartanya.
NEW YORK CITY, 12 Juni (Xinhua) -- Salah satu "pencapaian" Amerika Serikat (AS) yang lebih mengesankan dalam beberapa dekade terakhir ini adalah bagaimana negara tersebut mencapai ketimpangan ekonomi yang lebih besar, meskipun terdapat periode "kemunduran" di mana ketimpangan ekonomi berkurang namun diikuti oleh "perbaikan" yang menghasilkan tingkat ketidaksetaraan yang lebih tinggi, demikian menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh laman situs CounterPunch pada Jumat (9/6).
"Meningkatkan ketimpangan ekonomi telah menjadi usaha bipartisan," tulis artikel itu. "Tindakan-tindakan Partai Demokrat dan Partai Republik yang berkuasa telah meningkatkan ketimpangan ekonomi karena para pemimpin mereka, bersama-sama, memperjuangkan kepentingan orang kaya dan berkuasa dengan mengorbankan kelas menengah dan pekerja."
Selain itu, terlepas dari pertumbuhan keragaman kelas penguasa, ketimpangan ekonomi terus melebar, catatnya.
"Kekayaan adalah nilai dari apa yang dimiliki seseorang dikurangi utang. Banyak orang berutang lebih dari seluruh nilai hartanya. Mereka memiliki kekayaan negatif. Lalu ada orang-orang di posisi puncak yang memainkan peran utama dalam keberhasilan negara kita dalam mencapai tingkat ketimpangan ekonomi yang begitu tinggi," lanjut artikel itu.
Data Dewan Federal Reserve menunjukkan bahwa pada 1989, kekayaan 0,1 persen warga tercatat 2,26 kali lebih besar dari 50 persen warga AS yang tergolong paling miskin. Pada akhir 2022, nilai kepemilikan mereka, 17,6 triliun dolar AS (1 dolar = Rp14.874), tercatat lebih dari empat kali lebih besar dari kekayaan, 4,16 triliun dolar AS, yang dimiliki 50 persen penduduk AS termiskin, tambahnya. Selesai