Kisah mantan balerina yang beralih jadi praktisi Taichi

2023-06-12 16:36:30   来源:新华社

Linda Fung memberikan pelajaran Taichi kepada murid-muridnya di Hong Kong, China selatan, pada 20 Mei 2023. (Xinhua/Chen Duo)

   Linda Fung masih menyukai balet dan dia yakin bahwa promosi budaya lintas genre sangat berarti. Sebagai pusat pertukaran budaya dan seni antara China dan negara asing, Hong Kong tidak hanya menjadi jendela untuk menyerap seni Barat, tetapi juga menjadi platform untuk menyebarkan budaya China.

   HONG KONG, 12 Juni (Xinhua) -- Mengenakan atasan dan celana berwarna serba putih, Linda Fung berdiri tanpa alas kaki di sebuah ruangan yang tenang dan memulai kelas Taichi-nya.

   Bagi Fung, seorang mantan balerina yang beralih menjadi praktisi Taichi, olahraga yang populer di dunia itu lebih dari sekadar seni bela diri China kuno yang didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2020.

   "Taichi tidak hanya tentang keterampilan dan teknik, tetapi juga seluruh rangkaian pemikiran yang berkonotasi dengan budaya tradisional China," kata Fung, warga asli Hong Kong, saat menceritakan kisahnya memasuki dunia Taichi kepada Xinhua.

   Fung mulai berlatih Taichi sekitar 10 tahun yang lalu. Berkat latar belakangnya sebagai penari balet, Fung dapat mempelajari Taichi dengan cepat dan menguasainya dengan baik.

   Pada usia 12 tahun, Fung mulai berlatih balet. Dia selalu berusaha mengejar kesempurnaan dan terus menari meski kerap merasa sakit dan nyeri. Usahanya itu terbayarkan dan dia mendapat dua kali kesempatan beasiswa untuk melanjutkan studinya di luar negeri.

Linda Fung memberikan pelajaran Taichi kepada murid-muridnya di Hong Kong, China selatan, pada 20 Mei 2023. (Xinhua/Chen Duo)

   Setelah kembali ke Hong Kong, dia menjadi penari utama di Hong Kong Ballet.

   Meskipun Fung dibesarkan dalam keluarga China yang sangat memegang tradisi, sejak kecil dia sudah tertarik dengan seni dan gaya hidup Barat. "Saya pikir itu trendi dan keren," katanya.

    Di kemudian hari, dia menikah dengan seorang suami berkewarganegaraan Selandia Baru, yang bekerja sebagai pengacara di Hong Kong, dan pada dasarnya mulai menjalani gaya hidup Barat.

   Titik balik dalam hidupnya terjadi ketika Fung merencanakan pendidikan putranya. Dia menyadari pentingnya menguasai bahasa Mandarin dan memutuskan mencari tempat belajar yang cocok bagi putranya. Saat itu, Fung bertemu dengan Xing Qilin yang datang ke Hong Kong untuk mempromosikan budaya Taichi.

   Xing merupakan keturunan generasi keempat dari Taichi gaya Lee yang terkenal, sekaligus pendiri Tian Zhen Yuan, sebuah sekolah di Kota Tianjin, China utara, yang berfokus pada pengajaran budaya Taichi dan mengintegrasikannya ke dalam pendidikan budaya tradisional China.

   Fung menemani putranya menghadiri kelas di Tian Zhen Yuan. Di luar dugaannya, putra Fung sangat menyukai kelas tersebut. Fung belajar bersama putranya dan pengetahuannya tentang Taichi pun bertambah.

   Dahulu, Fung memandang Taichi sebagai olahraga yang biasa dipraktikkan oleh lansia di taman. Namun sekarang, dia melihat budaya yang kental di dalamnya.

Linda Fung memberikan pelajaran Taichi kepada murid-muridnya di Hong Kong, China selatan, pada 20 Mei 2023. (Xinhua/Chen Duo)

   Selama satu dekade terakhir, Fung rajin berlatih dan mempromosikan Taichi. Musim panas lalu, pertunjukan panggung yang digelar di Pusat Kebudayaan Hong Kong memperdalam pemahamannya tentang Taichi.

   Pertunjukan bertajuk "Ji" tersebut memadukan Taichi dengan berbagai bentuk seni pertunjukan termasuk musik, pencahayaan, tarian modern, dan nyanyian paduan suara anak-anak untuk menampilkan pemikiran budaya tradisional China.

   Sebagai salah satu performer pertunjukan itu, Fung menampilkan tarian Taichi bersama Xing, yang telah berlatih Taichi selama lebih dari 60 tahun, dan dia menemukan perbedaan besar antara balet dan Taichi.

   Para penari dalam pertunjukan balet hanya mengikuti musik, sedangkan dalam pertunjukan Ji, kekuatan dan gerakan Xing memainkan peran dominan.

   "Seperti inilah Taichi," ujar Fung, seraya menambahkan bahwa di akhir pertunjukan, dia bahkan bisa merasakan ritme pernapasan penonton yang selaras dengan gerakan para pemain.

   Penari balet menggunakan tubuh mereka untuk menafsirkan cerita dan terkadang mereka harus menantang batas fisik mereka, tutur Fung, sementara Taichi bertujuan untuk mengolah tubuh dan menghemat energi.

   Melalui latihan Taichi, tubuh Fung yang menderita banyak cedera akibat latihan balet bertahun-tahun, telah membaik.

   Fung masih menyukai balet dan dia percaya bahwa promosi budaya lintas genre sangat berarti. Sebagai sebuah pusat pertukaran budaya dan seni antara China dan negara-negara asing, Hong Kong tidak hanya menjadi jendela untuk menyerap seni Barat, tetapi juga menjadi sebuah platform untuk menyebarkan budaya China.

Linda Fung memberikan pelajaran Taichi kepada para murid-muridnya di Hong Kong, China selatan, pada 20 Mei 2023. (Xinhua/Chen Duo)

   "Saya telah menjelajah ke luar selama separuh hidup saya dan kini saya belajar untuk mengenal diri saya lagi. Saya warga China, tetapi sepertinya saya tidak pernah belajar banyak tentang budaya tradisional China," ungkap Fung, seraya menyebutkan bahwa dia berada di jalan untuk menemukan akarnya.

   Dalam beberapa tahun terakhir, Fung didorong oleh teman-temannya untuk mulai menawarkan kelas Taichi. Sejauh ini, dia memiliki lebih dari 100 murid, banyak dari mereka merupakan warga asing yang tinggal di Hong Kong, sementara beberapa lainnya penari balet.

   Fung menuturkan bahwa mengajari murid beberapa teori Taichi membantunya untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Taichi.

  "Saya berharap dapat menjalankan peran saya untuk membuat lebih banyak orang merasakan seluk-beluk budaya Taichi," imbuhnya.  Selesai

【记者:Zhang Yashi,Lu Min,Chen Duo 】
原文链接:http://home.xinhua-news.com/rss/newsdetaillink/538987cb3ccb5027f17a541bb5900b47/1686558995636

财经新闻 ECONOMIC NEWS

24小时排行 LEADERBOARD