Sebuah simposium tentang ekologi terumbu karang dengan partisipasi dari sejumlah pakar Sri Lanka dan China digelar di Kolombo, Sri Lanka, pada 6 Juni 2023. (Xinhua/Ajith Perera)
KOLOMBO, 8 Juni (Xinhua) -- Sejumlah pakar Sri Lanka dan China menggelar simposium tentang ekologi terumbu karang di Kolombo pada Selasa (6/6) untuk membahas kondisi terumbu karang saat ini dan mengeksplorasi berbagai strategi untuk perlindungan dan pemulihannya.
Simposium tersebut diselenggarakan oleh Colombo Port City dengan dukungan dari Universitas Ruhuna, Institut Oseanologi Laut China Selatan, Pusat Gabungan Pendidikan dan Penelitian China-Sri Lanka (China-Sri Lanka Joint Center for Education and Research/CSL-CER), mempertemukan para pakar terkemuka di bidang terkait.
Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Laut Sedunia, simposium tersebut menyoroti dedikasi Colombo Port City terhadap keberlanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem alami.
Simposium bersama itu membahas status, keanekaragaman hayati, dan pemulihan ekosistem terumbu karang di bawah pengaruh aktivitas manusia dan perubahan iklim global, serta mengeksplorasi berbagai isu dan penanggulangan untuk konservasi, restorasi, dan pengelolaan terumbu karang di China dan Sri Lanka.
Sebuah simposium tentang ekologi terumbu karang dengan partisipasi dari sejumlah pakar Sri Lanka dan China digelar di Kolombo, Sri Lanka, pada 6 Juni 2023. (Xinhua/Ajith Perera)
Sejumlah presentasi disampaikan oleh para ilmuwan dari China dan Sri Lanka.
Simposium bersama ini merupakan yang pertama dari serangkaian inisiatif Colombo Port City yang didedikasikan untuk keberlanjutan dan konservasi sumber daya alam negara itu.
Colombo Port City dan CSL-CER menjanjikan upaya bersama untuk menggalakkan konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan.
Membentang di lahan reklamasi dari laut seluas 269 hektare, Colombo Port City bertekad untuk menjadi kota paling layak huni di Asia Selatan, dibangun dengan desain kota berkelanjutan terbaru dan konsep kota pintar. Selesai