Foto yang diabadikan pada 6 Maret 2023 ini menunjukkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Futabacho, Futabagun, Prefektur Fukushima, Jepang. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)
BEIJING, 7 Juni (Xinhua) -- Lautan adalah objek bersama umat manusia, bukan saluran pembuangan pribadi Jepang, dan membuang air yang terkontaminasi nuklir ke laut adalah "sangat egois dan tidak bertanggung jawab," kata Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Rabu (7/6).
Menurut media Jepang, sebuah laporan yang baru-baru ini dirilis oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menunjukkan bahwa unsur radioaktif Cs-137 pada ikan black rockfish yang ditangkap di pelabuhan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi pada Mei lalu jauh melebihi tingkat keamanan, mencapai 18.000 Becquerel (Bq)/kg, 180 kali lipat dari standar maksimum yang ditetapkan dalam undang-undang keamanan pangan Jepang.
"Pemerintah Jepang telah berulang kali berusaha untuk menutup-nutupi fakta negatif pembuangan air terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, mengeklaim bahwa air itu tidak berbahaya dan pembuangannya dapat dibenarkan serta menyebutnya sebagai satu-satunya pilihan. Namun, fakta membuktikan sebaliknya," kata Wang dalam konferensi pers menanggapi laporan tersebut.
"Banyak dari masyarakat internasional yang bertanya: Jika air yang terkontaminasi nuklir memang seaman yang dikatakan Jepang, mengapa Jepang tidak membuangnya ke danau pedalamannya; mengapa Jepang bersikeras membangun terowongan pembuangan dan ingin sekali melakukan rencananya?" kata Wang, seraya menambahkan bahwa jawaban dari komite pakar Jepang sendiri cukup terus terang, yaitu membuang ke laut adalah pilihan termurah dengan risiko mencemari Jepang diri sendiri yang minimum.
"Sangat egois dan tidak bertanggung jawab membiarkan seluruh dunia menanggung akibatnya dan menghemat uang untuk Jepang sendiri," katanya.
"Lautan adalah objek bersama umat manusia, bukan saluran pembuangan pribadi Jepang," katanya, menyebut bahwa mengenai pembuangan air itu, Jepang jelas memiliki pilihan lain. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menawarkan lima proposal, dan para pakar dari negara-negara tetangga mengusulkan rencana yang lebih aman dan bijaksana seperti penyimpanan jangka panjang, imbuhnya.
Wang berkata, meskipun demikian, tanpa menilai sejumlah alternatif secara menyeluruh, pemerintah Jepang secara sepihak memutuskan untuk membuang air itu ke laut. "Langkah egois seperti itu, yang membahayakan kepentingan bersama seluruh umat manusia, tidak akan meyakinkan masyarakat, baik itu dari Jepang atau dari negara lain."
Lebih lanjut dikatakan Wang, hal itu merupakan tindakan tercela yang akan merugikan penduduk negara-negara tetangga Jepang dan negara-negara kepulauan Pasifik, serta merusak reputasi Jepang di kalangan masyarakat internasional. Selesai