RCEP fasilitasi ekspor produk pertanian negara-negara ASEAN ke China (Bagian 1)

2022-11-11 16:29:03   来源:新华社

Seorang pekerja membersihkan durian di sebuah pabrik pemrosesan durian di Pahang, Malaysia, pada 18 Juni 2019. (Xinhua/Zhu Wei)

   Seiring mulai berlakunya RCEP pada awal tahun ini, bisnis pertanian di negara-negara ASEAN diuntungkan dengan biaya impor yang lebih rendah dan lebih banyak peluang ekspor berkat tarif yang lebih rendah. Berdasarkan perjanjian tersebut, lebih dari 90 persen perdagangan barang di kawasan itu pada akhirnya akan bebas tarif, yang sangat mendongkrak perdagangan lintas perbatasan.

   PHNOM PENH, 11 November (Xinhua) -- Mulai dari beras Kamboja, kelapa pandan wangi Thailand hingga markisa dan durian Vietnam, semakin banyak produk pertanian dari negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) kini memiliki akses yang lebih mudah ke pasar China sejak implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP).

   Bagi banyak pemilik bisnis pertanian di negara-negara ASEAN, penerapan aturan RCEP secara bertahap secara signifikan mengurangi biaya perdagangan intraregional dan semakin memfasilitasi perdagangan, menghadirkan manfaat nyata bagi mereka.

Seorang pekerja mengupas kelapa di sebuah pabrik kecil di Bangkok, Thailand, pada 28 September 2020. (Xinhua/Rachen Sageamsak)

   FASILITASI PERDAGANGAN MENINGKAT

   Seiring mulai berlakunya RCEP pada awal tahun ini, bisnis pertanian di negara-negara ASEAN diuntungkan dengan biaya impor yang lebih rendah dan lebih banyak peluang ekspor berkat tarif yang lebih rendah.

   Berdasarkan perjanjian tersebut, lebih dari 90 persen perdagangan barang di kawasan pada akhirnya akan bebas tarif, yang sangat mendongkrak perdagangan lintas perbatasan.

   "Kami tidak lagi khawatir dengan pesanan ekspor seperti sebelumnya. Penyesuaian rantai industri yang dibawa oleh RCEP mendorong penjualan produk kami di pasar China," kata Narongsak Chuensuchon, ketua NC Coconut, sebuah perusahaan di Provinsi Ratchaburi, Thailand.

   Perusahaan Narongsak memperoleh akses untuk produknya ke pasar China pada 2013, dan penjualan meningkat beberapa kali lipat hanya dalam beberapa tahun. China menjadi pasar ekspor utama bagi produk kelapa perusahaan tersebut, katanya.

   Sejak awal tahun ini, markisa dan durian Vietnam telah disetujui untuk masuk ke pasar China.

   "Ini kabar baik bagi Vietnam, yang kaya akan sumber daya buah," kata Do Thi Thu, seorang dosen di Akademi Perbankan Vietnam, berharap lebih banyak produk pertanian Vietnam dapat diekspor ke China di masa depan, sehingga dapat memberikan peran penuh bagi keunggulan sumber daya yang saling melengkapi antara kedua negara dan memanfaatkan sepenuhnya RCEP untuk mendorong hubungan perdagangan bilateral.

   "Pemangkasan umum bea masuk di bawah RCEP adalah berita bagus untuk pembangunan pertanian Kamboja," tutur Chen Qisheng, manajer umum China Certification and Inspection Group (Cambodia) Co., Ltd.

Seorang pekerja terlihat sedang bekerja di Pabrik Pemrosesan Ulang Beras Amru di Phnom Penh, Kamboja, pada 19 Oktober 2019. (Xinhua/Gao Bingnan)

   PENGIRIMAN KARGO LINTAS PERBATASAN MENINGKAT

   Sejak akhir Oktober, padi melati Kamboja memasuki musim panen. Kapal kargo yang memuat beras harum tersebut berangkat dari Sihanoukville atau Phnom Penh, dan tiba di Pelabuhan Shekou di Kota Shenzhen, China, dalam kurun waktu sepekan.

   Setelah melalui pemeriksaan dan karantina bea cukai di pelabuhan, beras ukuran 5 kg per karung dapat langsung masuk ke pasar ritel, sementara paket yang lebih besar ukuran 25 kg atau 50 kg per karung akan masuk ke jalur grosir untuk memasok konsumen beras dalam skala besar, atau dipasarkan setelah dikemas ulang menjadi ukuran yang lebih kecil oleh perusahaan pemrosesan beras.  

【记者:Wu Zhangwei,Zhang Yiyi,Huang Qiantian,Mao Pengfei,Zhu Wei,Sun Yi,Ren Qian,Rachen Sageamsak,Tao Jun 】
原文链接:http://home.xinhua-news.com/rss/newsdetaillink/dbdc99f93a9e5db24d19003fa1c4912b/1668155346924

财经新闻 ECONOMIC NEWS

24小时排行 LEADERBOARD