Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan (ketiga dari kiri, depan) menghadiri upacara pengambilan sumpah Majelis Agung Nasional Turkiye di Ankara, Turkiye, pada 2 Juni 2023. (Xinhua/Mustafa Kaya)
ANKARA, 3 Juni (Xinhua) -- Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (3/6) berjanji akan mengadopsi konstitusi baru untuk menggantikan konstitusi yang berlaku saat ini, saat dirinya resmi memulai masa jabatan lima tahun baru sebagai kepala negara Turkiye.
Dalam pidato pelantikannya di istana kepresidenan, Erdogan menyampaikan bahwa konstitusi Turkiye saat ini merupakan "produk kudeta (1980)" dan perlu diganti dengan "konstitusi yang libertarian, madani, dan inklusif" yang akan memperkuat demokrasi.
Konstitusi Turkiye yang berlaku saat ini diperkenalkan pada 1982 dan sejak saat itu telah diamandemen sebanyak 19 kali. Amandemen terakhir yang diterapkan pada 2017 memperkenalkan sistem presidensial dan menghapus sistem parlementer.
Para pendukung Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan merayakan kemenangan sang petahana di Ankara, Turkiye, pada 28 Mei 2023. (Xinhua/Mustafa Kaya)
Erdogan, yang dilantik oleh parlemen Turkiye untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden sebelumnya pada Sabtu, juga mengatakan bahwa negara itu telah menempuh jalan baru dan memasuki apa yang dia sebut sebagai "Abad Turkiye", seraya menyerukan kepada warga Turkiye agar "melewati batasan diskusi yang berfokus pada pemilihan umum" dan "menatap masa depan."
Erdogan mengantongi 52,18 persen suara dalam pemilihan presiden Turkiye putaran kedua pada 28 Mei melawan rival Kemal Kilicdaroglu, ketua Partai Rakyat Republik (Republican People's Party) yang berhaluan kiri-tengah.
Erdogan, yang memimpin negara itu sejak menjabat sebagai perdana menteri pada 2003, menjadi presiden eksekutif pertama Turkiye pada 2018 menyusul referendum konstitusional pada 2017 yang merombak sistem parlementer negara tersebut menjadi sistem presidensial. Selesai
