JUDUL: Nilai mata uang lira Turkiye jadi sorotan pascapilpres
DATELINE: 31 Mei 2023
DURASI: 00:02:14
LOKASI: ISTANBUL, Turkiye
KATEGORI: EKONOMI
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan suasana di Turkiye
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): RESAT YILMAZ, Pengusaha di Grand Bazaar, Istanbul
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Turkiye): EKREM YUMLU, Pemilik toko di Taksim, Istanbul
4. SOUNDBITE 3 (Bahasa Turkiye): MURAT TUFAN, Analis dari perusahaan penyiaran Ekoturk
STORYLINE:
Sehari setelah pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua di Turkiye, banyak warga Istanbul memadati Grand Bazaar.
Mereka datang ke Grand Bazaar untuk menukarkan dolar AS mereka dengan nilai tukar yang tinggi atau meraup hasil maksimal dari interaksi perdagangan mereka melalui keuntungan pasar terbuka karena Grand Bazaar dipenuhi oleh kantor-kantor penukaran uang.
Turkiye sedang dilanda kesengsaraan ekonomi.
Biaya hidup di Turkiye begitu tinggi, sementara mata uang lokal kehilangan nilainya.
Selama dua tahun terakhir, nilai mata uang lira terhadap dolar AS merosot sekitar 60 persen.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): RESAT YILMAZ, Pengusaha di Grand Bazaar, Istanbul
"Masalah terbesar negara kita saat ini adalah nilai mata uang lira Turkiye yang merosot dengan cepat. Tentu saja, perubahan yang sebelumnya sering terjadi dalam tata kelola ekonomi juga memicu kekhawatiran pasar, yang membutuhkan keyakinan dan stabilitas berkelanjutan.
Kini, setelah proses pemilihan presiden selesai, pasar menjadi lebih tenang. Namun, masih ada masalah terkait keyakinan. Jika terdapat kepastian di pasar, itu akan baik bagi kita semua."
Inflasi di Turkiye mencapai level tertinggi dalam kurun waktu 24 tahun, yakni 85,5 persen pada Oktober tahun lalu sebelum jatuh ke angka 43,68 persen pada April.
SOUNDBITE 2 (Bahasa Turkiye): EKREM YUMLU, Pemilik toko di Taksim, Istanbul
"Harga produk-produk ini terus meningkat dalam dolar AS. Ada kesenjangan besar antara harga di pasar domestik dan pendapatan masyarakat."
Seorang analis Turkiye mengatakan bahwa masalah utamanya adalah "krisis dolar AS" di pasar Turkiye akibat kebijakan keuangan nonortodoks yang dikejar oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang memenangkan pemilihan presiden dengan susah payah pada Minggu (28/5) untuk melanjutkan masa jabatannya selama lima tahun.
SOUNDBITE 3 (Bahasa Turkiye): MURAT TUFAN, Analis dari perusahaan penyiaran Ekoturk
"Karena tidak ada dolar di Turkiye, kita melihat bahwa cadangan bersih Bank Sentral Republik Turkiye, termasuk swap, telah merosot ke area defisit untuk kali pertama.
Jika Presiden Erdogan menunjuk manajemen ekonomi yang baru sebagai kebutuhan mendesak dan apabila pasar yakin akan kemandiriannya, saya yakin Turkiye dengan sangat cepat akan menarik dolar dan semua investasi asing yang hilang kembali ke negara ini."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Istanbul, Turkiye.
(XHTV)