Seorang pekerja menganyam produk bambu di sebuah bengkel kerja di Desa Xiamu, Pingnan, wilayah Lingshan, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, pada 11 Oktober 2018. (Xinhua/Lu Boan)
"Saya kagum terhadap komitmen tak tergoyahkan China bagi pembangunan peradaban ekologis," kata filsuf ekologi AS John Cobb, Jr., seraya menambahkan bahwa hal tersebut merupakan "langkah yang bijak dan berpandangan jauh ke depan," karena peradaban ekologis merupakan satu-satunya cara bagi umat manusia agar tidak menghancurkan diri sendiri.
Oleh penulis Xinhua Tan Jingjing
LOS ANGELES, 30 Mei (Xinhua) -- Negara-negara di seluruh dunia harus segera mengambil tindakan guna mengatasi polusi plastik, demikian disampaikan filsuf ekologi kenamaan Amerika Serikat (AS) John Cobb, Jr. dalam sebuah sesi wawancara dengan Xinhua menjelang Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) setiap tahun menyelenggarakan acara untuk Hari Lingkungan Hidup Sedunia guna mendorong kesadaran dan tindakan di seluruh dunia bagi perlindungan lingkungan. Hari tersebut dirayakan pada 5 Juni di lebih dari 100 negara.
Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 akan berfokus pada upaya memerangi polusi plastik dan menyoroti solusi-solusi untuk polusi plastik. Tahun ini menandai peringatan ke-50 Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Memuji inisiatif "Bambu daripada Plastik" (Bamboo Instead of Plastic) China, Cobb (98) yang merupakan anggota American Academy of Arts and Sciences mengatakan bahwa menemukan pengganti plastik dalam banyak penggunaannya saat ini akan "sangat membantu."
China meluncurkan inisiatif "Bambu daripada Plastik" bersama Organisasi Bambu dan Rotan Internasional (International Bamboo and Rattan Organization/INBAR) untuk memimpin dunia dalam menyusun sebuah rencana aksi global. Inisiatif ini diharapkan dapat memperdalam kerja sama dengan memanfaatkan keunggulan bambu dalam mengurangi polusi sebagai pengganti produk-produk plastik.
Foto dokumentasi filsuf ekologi Amerika Serikat John Cobb, Jr. (Sumber: John Cobb, Jr.)
"(Inisiatif) ini dapat terbukti menjadi contoh yang sangat bagus tentang bagaimana teknologi dapat memungkinkan kita mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan hanya menggunakan metode dan sumber daya yang berkelanjutan," ungkap Cobb, yang juga founding president Institute for Postmodern Development of China yang berbasis di California, sebuah wadah pemikir dan organisasi nirlaba AS.
China telah memainkan "peran yang sangat positif" dalam menangani perlindungan lingkungan dan perubahan iklim selama beberapa tahun terakhir, tuturnya kepada Xinhua.
"China bekerja bagi perdamaian internasional, dan ini akan memungkinkan keuntungan lingkungan yang besar. Mereka juga membantu banyak negara membangun sesuai ukuran PDB," ungkap Cobb.
Pencapaian besar China di dalam negeri adalah mengangkat ratusan juta orang keluar dari kemiskinan, kata Cobb.
"Saya kagum terhadap komitmen tak tergoyahkan China bagi pembangunan peradaban ekologis," kata Cobb, seraya menambahkan bahwa hal tersebut merupakan "langkah yang bijak dan berpandangan jauh ke depan," karena peradaban ekologis merupakan satu-satunya cara bagi umat manusia agar tidak menghancurkan diri sendiri.
Orang-orang mengumpulkan sampah di sebuah pantai di Alexandria, Mesir, pada 13 Agustus 2022. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
Cobb memimpin Forum Peradaban Ekologis Internasional ke-16, yang juga dikenal dengan nama Claremont Eco Forum, yang diadakan secara daring pada 25-27 Mei.
Lebih dari 200 pakar peradaban ekologis dan aktivis lingkungan dari seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Hongaria, Inggris, Slovenia, Jerman, dan Singapura, bergabung dalam diskusi mendalam bertema transformasi mendalam untuk peradaban ekologis.
Sebagai acara tahunan prestisius yang mulai digelar pada 2006, Claremont Eco Forum merupakan forum paling awal sekaligus terbesar yang didedikasikan untuk peradaban ekologis di dunia Barat, ujar Cobb kepada Xinhua.
"Misi kami adalah mengumpulkan akademisi inovatif, pemimpin nirlaba, aktivis terkemuka, dan pejabat pemerintah baik dari China maupun negara-negara lain untuk menjajaki pandangan dunia, cara berpikir, model pembangunan, pendekatan terhadap pertanian organik, serta paradigma pendidikan baru dalam mengejar transisi menuju peradaban ekologis," tutur Cobb. Selesai