Sebuah pesawat penumpang berukuran besar C919, pesawat jet berukuran besar pertama yang dikembangkan secara mandiri oleh China, disambut dengan water salute setelah mendarat di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing di Beijing, ibu kota China, pada 28 Mei 2023. (Xinhua/Wang Yang)
BEIJING, 31 Mei (Xinhua) -- Dengan masuknya pesawat jet berukuran besar pertama yang dikembangkan secara mandiri oleh China ke layanan komersial, industri penerbangan negara itu dan sektor pendukungnya pun akan melihat peluang pasar yang luar biasa dalam beberapa dekade ke depan, seperti dikatakan para analis dan pakar industri.
C919, pesawat berlorong tunggal yang dirancang oleh Commercial Aircraft Corporation of China, Ltd. (COMAC), menyelesaikan penerbangan komersial pertamanya dari Shanghai ke Beijing pada Minggu (28/5), menandai masuknya pesawat tersebut secara resmi ke pasar penerbangan sipil.
"Debut komersial yang sukses dari C919 ini berarti bahwa jet buatan China memperoleh akses ke pasar pesawat berlorong tunggal berkapasitas 150 hingga 200 kursi, salah satu pasar paling kompetitif dalam penerbangan sipil," kata pakar penerbangan Han Tao kepada Securities Daily.
Diluncurkan pada 2007, proyek C919 meluncurkan pesawat pertamanya dari lini produksi pada 2015. Pada 2017, model tersebut berhasil melakukan penerbangan perdananya.
Pesawat C919 resmi digunakan untuk layanan reguler oleh maskapai China Eastern Airlines pada Senin (29/5), untuk melayani rute Shanghai-Chengdu di Provinsi Sichuan. Pihak maskapai tersebut mengungkapkan bahwa dengan bergabungnya pesawat baru itu ke dalam armada mereka, C919 akan secara bertahap dioperasikan di lebih banyak rute.
Sejauh ini ada 1.061 pesanan pesawat C919 dari berbagai pelanggan, menurut COMAC.
Model C919 memiliki keunggulan baik dari segi kinerja maupun harga, kata Cinda Securities, yang mengharapkan operasi komersial pesawat tersebut dapat meningkatkan pengaruh pasarnya.
Menurut perkiraan pasar yang dirilis oleh COMAC pada akhir 2022, China diperkirakan akan menjadi pasar penerbangan sipil negara tunggal terbesar di dunia pada 2041.
Selama periode 2022 hingga 2041 mendatang, pasar penerbangan sipil China akan menerima 9.284 pesawat baru, yang mencakup 21,9 persen dari total pengiriman global, menurut perkiraan COMAC. Jumlah tersebut mencakup 6.288 pesawat jet berlorong tunggal, yang memiliki nilai pasar sekitar 749 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.969).
Berkembangnya produksi dalam negeri pesawat berukuran besar menjadi peluang yang besar bagi para pemasok lokal, mengingat hal itu akan mendorong semakin banyak komponen yang saat ini dibuat di luar negeri untuk ke depannya diproduksi di dalam negeri, kata CITIC Securities.
Para analis pasar juga meyakini bahwa produksi dalam negeri pesawat berukuran besar, yang sering dianggap sebagai permata mahkota dari manufaktur, akan membantu meningkatkan banyak industri, baik hulu maupun hilir.
"Kesuksesan penerbangan komersial perdana C919 lebih dari sekadar terobosan dalam pembuatan jet domestik," kata analis Essence Securities Zhao Yang, menambahkan bahwa rantai industri pendukung dari pesawat tersebut akan membawa keuntungan jangka panjang.
"Sektor-sektor pendukung seperti bahan pembuatan pesawat, pemeliharaan, pelatihan personel, dan pengembangan perangkat lunak akan menjadi salah satu pihak yang diuntungkan," kata Han. Selesai