Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memberikan kesaksian dalam sidang dengar pendapat Komite Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan Senat di Washington DC, AS, pada 28 September 2021. (Xinhua/Pool/Kevin Dietsch)
Menunggu hingga saat-saat terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius terhadap keyakinan bisnis dan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit AS, ujar Yellen memperingatkan.
NEW YORK CITY, 22 Mei (Xinhua) -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) "kemungkinan besar" akan gagal membayar utang (default) pada awal Juni dan kemungkinan paling cepat pada 1 Juni jika Kongres gagal menaikkan atau menangguhkan batas utang, demikian disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen dalam surat berisi informasi terbaru kepada para pemimpin kongres pada Senin (22/5).
Yellen menyampaikan perkiraan serupa dalam surat lainnya sepekan lalu.
Menunggu hingga saat-saat terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius terhadap keyakinan bisnis dan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit AS, ujar Yellen memperingatkan.
"Faktanya, kita telah melihat biaya pinjaman Treasury meningkat substansial untuk sekuritas yang jatuh tempo pada awal Juni," tambah Yellen.
Presiden AS Joe Biden dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Kevin McCarthy dijadwalkan untuk kembali bertemu guna membahas masalah tersebut pada Senin malam waktu setempat.
AS mencapai plafon utangnya di angka 31,4 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.897) pada Januari dan Departemen Keuangan AS menerapkan manuver akuntansi yang dikenal sebagai "langkah-langkah luar biasa" untuk menjaga agar pemerintah tetap dapat membayar tagihannya sampai saat ini. Selesai