Para pengunjung mengamati benda-benda pameran dalam Pameran Teknologi Informasi China ke-10 di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan, pada 16 Agustus 2022. (Xinhua/Mao Siqian)
GUANGZHOU, 22 Mei (Xinhua) -- Kalangan ilmuwan pada Minggu (21/5) menyerukan peningkatan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi di Kawasan Telur Besar (Greater Bay Area/GBA) Guangdong-Hong Kong-Makau maupun di seluruh dunia untuk mengatasi tantangan-tantangan bersama, mulai dari perubahan iklim hingga penuaan populasi.
Mereka melontarkan pernyataan tersebut dalam Forum Sains Kawasan Teluk Besar yang sedang berlangsung. Forum tersebut dibuka pada Sabtu (20/5) di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, China selatan.
Sekitar 100 akademisi dan pakar terkemuka dari China dan sekitarnya menghadiri acara tersebut.
Nancy Yuk-Yu Ip, presiden Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Hong Kong, menyerukan untuk memaksimalkan kekuatan GBA sebagai pusat inovasi dan penggerak perekonomian guna bersiap menghadapi populasi yang menua.
Kerja sama lintas disiplin, lintas wilayah, dan lintas sistem harus diperkuat, ujarnya.
China berencana membangun pusat inovasi dan teknologi global di GBA, yang menjadi rumah bagi banyak raksasa teknologi dan perusahaan rintisan (start-up), serta memiliki kluster universitas dan fasilitas ilmiah yang semakin berkembang.
Dalam forum tersebut, peraih Nobel Samuel Chao Chung Ting menuturkan bahwa China memiliki banyak fisikawan eksperimental kelas dunia.
Ting mengatakan fisikawan China memiliki imajinasi, kapasitas, dan pengalaman untuk mengembangkan teknologi baru, memimpin kerja sama internasional, serta memberikan kontribusi penting bagi pengetahuan umat manusia.
Diselenggarakan di sejumlah kota di Provinsi Guangdong, termasuk Guangzhou, Shenzhen, dan Foshan, forum tersebut akan mengadakan 15 subforum, dengan fokus pada ilmu kelautan, nanosains, fisika energi tinggi atau fisika partikel, manufaktur canggih, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Selesai