Dengan menarik negara-negara Asia-Pasifik ke dalam kelompoknya, AS hanya akan merusak perdamaian dan stabilitas regional, kata para pakar. Kwon Ki-sik, kepala Asosiasi Persahabatan Kota Korea-China (Korea-China City Friendship Association), mengatakan bahwa AS sedang sibuk merekrut Korea Selatan ke kubu "Perang Dingin barunya" dan terlibat dalam konfrontasi blok, yang tidak saja akan menggoyahkan perdamaian di Semenanjung Korea, tetapi juga menimbulkan ancaman baru bagi keamanan kawasan Asia Timur Laut.
Anna Malindog-Uy, wakil presiden wadah pemikir Asian Century Philippines Strategic Studies Institute yang berbasis di Manila, mengatakan bahwa dengan membujuk Filipina, AS memancing semakin banyak ketegangan dan perpecahan di kawasan Asia-Pasifik, membahayakan perdamaian dan stabilitas kawasan.
Orang-orang berunjuk rasa di Tokyo Rinkai Disaster Prevention Park di Tokyo, Jepang, pada 3 Mei 2023, menyerukan perdamaian dan perlindungan terhadap Konstitusi Jepang, termasuk Pasal 9 yang menyatakan penolakan perang, saat negara itu memperingati 76 tahun Konstitusi pasifis pascaperangnya. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)
PENOLAKAN MENINGKAT, KEKHAWATIRAN MELUAS
Saat niat jahat dan risiko besar kubu AS di kawasan Asia-Pasifik terungkap ke dunia, penolakan terhadap konfrontasi blok bergema di seluruh kawasan itu.
Mengamati berbagai upaya pemerintah Jepang untuk meninggalkan strategi pertahanan pasifis pascaperangnya demi mendukung "Strategi Indo-Pasifik" AS, Atsushi Koketsu, seorang profesor emeritus di Universitas Yamaguchi, mengatakan bahwa kebijakan keamanan Jepang seharusnya ditujukan untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia di bidang ekonomi, perawatan medis, dan budaya, bukan untuk meningkatkan kekuatan militernya. Koketsu juga menambahkan bahwa Jepang memilih jalan yang sangat berbahaya dengan bersekutu secara militer dengan AS.
Media Korea Selatan juga menyuarakan keprihatinan dan keraguan tentang pemerintahnya yang bergabung dengan kubu AS-Jepang. Surat kabar The Hankyoreh memperingatkan bahwa jika Korea Selatan terlibat dalam "Perang Dingin baru" yang dipicu oleh AS, risiko keamanan di sekitar Semenanjung Korea akan meningkat secara signifikan, dan situasi keamanan Korea Selatan akan menjadi lebih tidak stabil.
Lee Jong-seok, mantan menteri unifikasi Korea Selatan, menulis dalam sebuah artikel bahwa atas nama nilai-nilai bersama, AS menyatakan pihaknya perlu terlibat dalam kerja sama militer dan politik dengan Jepang dan Korea Selatan di level aliansi, tetapi tidak jelas pula apa manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh Korea Selatan dari kerja sama tersebut.
Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos baru-baru ini mengatakan bahwa pangkalan militer negara itu tidak akan digunakan untuk menyerang negara lain, termasuk China. Sejumlah analis percaya bahwa pernyataan ini menunjukkan pihak Filipina tidak mau terlibat dalam konfrontasi blok yang diprovokasi oleh AS, tetapi koersi AS menempatkan negara itu dalam dilema.
Kebijakan luar negeri independen Filipina sedang diuji berat, dan mendalamnya kerja sama keamanan dan militer antara Filipina dan AS terbilang menggelisahkan, kata Malindog-Uy.
Politisi-politisi Australia secara terbuka mengkritik pakta kapal selam nuklir AUKUS. Di parlemen Australia, Senator Jordan Steele-John mengatakan pakta itu merupakan salah satu keputusan kebijakan luar negeri paling merusak yang pernah diambil pemerintah Australia. Australia akan melihat uang rakyat mereka digunakan untuk menyubsidi manufaktur pertahanan Inggris dan AS, tuturnya, seraya menambahkan bahwa kesepakatan tersebut "selamanya membelenggu kita pada AS."
Kalangan analis menunjukkan bahwa pada saat negara-negara semakin saling terhubung, keterlibatan dalam konfrontasi blok dengan mentalitas Perang Dingin bertentangan dengan tren zaman dan merugikan kepentingan bersama seluruh umat manusia.
Abad ke-21 merupakan abad untuk mewujudkan kemakmuran bersama dan membangun fondasi perdamaian, ujar Koketsu, seraya mendesak AS agar berfokus pada pengupayaan kerja sama dengan negara-negara lain dalam menciptakan perdamaian dan kemakmuran dunia. Selesai