XI'AN, 16 Mei (Xinhua) -- Menjelang pembukaan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang akan menjadi tonggak sejarah, China dan lima negara Asia Tengah bersiap untuk membangun komunitas yang lebih erat dengan masa depan bersama serta menyampaikan pesan solidaritas, perdamaian, dan pembangunan di tengah dunia yang bergejolak.
Presiden China Xi Jinping akan memimpin KTT China-Asia Tengah, KTT tatap muka pertama antara kepala negara China dan negara-negara Asia Tengah, yang dijadwalkan berlangsung pada 18-19 Mei di Xi'an, Provinsi Shaanxi, China barat laut. Para pemimpin tersebut diharapkan menyusun cetak biru baru bagi kerja sama China-Asia Tengah.
KTT ini dipandang sebagai tonggak terbaru dalam interaksi tingkat tinggi yang dinamis, kerja sama ekonomi, dan pertukaran antarmasyarakat antara China dan negara-negara Asia Tengah.
KEPERCAYAAN POLITIK TIMBAL BALIK
Pada 2013, Xi berkunjung ke Asia Tengah untuk pertama kalinya sebagai kepala negara China, melakukan lawatan ke Turkmenistan, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Kirgizstan.
"China dan negara-negara Asia Tengah adalah negara bertetangga yang bersahabat yang dihubungkan oleh pegunungan dan sungai yang sama. China sangat menghargai persahabatan dan kerja samanya dengan negara-negara ini dan menjadikan mereka prioritas kebijakan luar negeri," kata Xi dalam lawatan itu.
Hubungan China dengan negara-negara Asia Tengah meningkat selama kunjungan tersebut. Tahun berikutnya, Xi melakukan kunjungan kenegaraan ke Tajikistan, dan dalam kesempatan itu sebuah konsensus penting tercapai untuk memperdalam hubungan bilateral.
Foto dari udara yang diabadikan pada 27 Oktober 2020 ini menunjukkan lokasi pembangunan tahap kedua jalan raya utara-selatan di Kirgizstan. (Xinhua/China Road & Bridge Corporation)
Selama satu dekade terakhir, Xi telah mengunjungi Asia Tengah sebanyak tujuh kali dan juga menyambut beberapa pemimpin Asia Tengah di China. Xi telah melakukan pertukaran mendalam dengan kalangan dari berbagai sektor di kawasan tersebut. Hubungan China dengan negara-negara Asia Tengah telah menjadi model untuk membangun hubungan internasional jenis baru.
Ada banyak momen yang tak terlupakan. Xi mengenakan busana tradisional Tajik, mengutip pepatah Kirgizstan, menjelajahi kota-kota kuno di Uzbekistan dan sebuah kota kecil di Turkmenistan, serta menceritakan kisah seorang pelajar asal Kazakhstan yang mendonorkan darah di China. Selain itu, Xi terlibat erat dengan para pemimpin dari lima negara Asia Tengah itu.
Dipandu oleh diplomasi kepala negara, persahabatan dan kepercayaan politik timbal balik antara China dan Asia Tengah terus diperdalam.
China dan negara-negara Asia Tengah telah saling memberikan dukungan dalam isu-isu mengenai kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah, serta dengan tegas mendukung jalur pembangunan dan model tata kelola pemerintahan satu sama lain. Mereka telah bergandengan tangan untuk memerangi terorisme, separatisme dan ekstremisme, kejahatan terorganisasi dan perdagangan narkoba transnasional. Mereka juga dengan tegas menentang campur tangan eksternal atau upaya untuk memicu "revolusi warna".
"Kunci keberhasilan kerja sama antara China dan lima negara Asia Tengah selama tiga dekade terakhir ini terletak pada komitmen teguh kita terhadap prinsip saling menghormati, persahabatan negara bertetangga yang baik, solidaritas di masa-masa sulit, dan keuntungan bersama," kata Xi saat berpidato dalam KTT virtual untuk memperingati 30 tahun hubungan diplomatik antara China dan negara-negara Asia Tengah pada Januari 2022.