JUDUL: Perang di Sudan berlanjut, tipis harapan akan gencatan senjata dalam waktu dekat
DATELINE: 8 Mei 2023
DURASI: 00:02:22
LOKASI: Khartoum
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan konflik di Sudan
2. Berbagai cuplikan pengungsi
STORYLINE:
Terlepas dari beberapa upaya untuk mencapai gencatan senjata yang bertahan lama, pertempuran mematikan terus berkecamuk di Khartoum, ibu kota Sudan, dan kota-kota tetangganya, mengubah daerah pemukiman menjadi zona perang dan memaksa warga menjadi pengungsi.
Tembakan dan dentum ledakan masih dapat terdengar di Khartoum pada Senin (8/5) ketika para perwakilan dari pihak yang bertikai berada di Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan damai.
Pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (Rapid Support Forces/RSF) pecah pada pertengahan April menyusul ketegangan antara kedua pihak yang berselisih paham tentang integrasi RSF ke dalam militer, syarat utama proses rekonsiliasi politik Sudan untuk melanjutkan pemerintahan sipil.
Menurut Kementerian Kesehatan Sudan, bentrokan mematikan itu telah merenggut nyawa lebih dari 500 warga dan mencederai hampir 5.000 orang lainnya.
Sementara itu, ratusan ribu warga mengungsi dari Sudan ke negara-negara tetangga.
Menurut badan pengungsi PBB UNHCR, lebih dari 123.000 pengungsi telah melarikan diri ke Sudan Selatan, Mesir, Chad, Ethiopia, dan Republik Afrika Tengah.
UNHCR memperkirakan jumlahnya dapat bertambah menjadi 860.000 orang dalam beberapa bulan ke depan.
Selain itu, warga yang tidak punya pilihan selain tetap berada di Sudan menderita karena minimnya kebutuhan sehari-hari dan layanan dasar.
Kurangnya koridor kemanusiaan di Sudan telah mengganggu bantuan organisasi internasional, yang kian memperburuk situasi.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) memperingatkan bahwa akan ada 19 juta orang yang mengalami rawan pangan akut di Sudan dalam tiga sampai enam bulan jika konflik berlanjut.
Beberapa kesepakatan gencatan senjata dicapai dan dilanggar oleh tentara Sudan dan RSF selama beberapa pekan terakhir.
Kedua belah pihak menyatakan dengan jelas bahwa di Arab Saudi, mereka hanya akan membahas tentang gencatan senjata kemanusiaan, bukan mengakhiri perang.
Terlepas dari berbagai upaya internasional, masih belum pasti apakah negosiasi seperti ini dapat membuahkan hasil nyata karena kedua pihak yang bertikai tidak bersedia untuk saling menyerahkan kekuasaan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Kairo.
(XHTV)
