Massa turun ke jalan menuju Gedung Capitol dalam aksi unjuk rasa mendesak pengesahan larangan senjata serbu, di Washington DC, Amerika Serikat, pada 17 April 2023. (Xinhua/Aaron Schwartz)
Sebanyak 61 persen responden mendukung pelarangan senapan serbu dan senjata semi-otomatis. Pada Selasa (25/4), Washington menjadi negara bagian ke-10 di AS yang mengesahkan larangan umum penjualan senjata serbu.
NEW YORK CITY, 28 April (Xinhua) - Usai serangkaian insiden penembakan massal pada musim semi ini, para pemilik hak suara di Amerika Serikat (AS) memilih untuk lebih berfokus pada kebijakan pengendalian senjata api tertentu dibandingkan kebijakan mempersenjatai warga demi mengurangi kekerasan senjata api, lapor Fox News pada Kamis (27/4).
Sekitar 87 persen responden mendukung persyaratan pemeriksaan latar belakang kriminal pada semua pembeli senjata, 81 persen responden menginginkan peningkatan penegakan hukum senjata yang sudah ada, dan 81 persen responden mengharapkan penaikan batas usia minimum yang sah untuk pembeli senjata menjadi 21 tahun, tunjuk sebuah jajak pendapat terbaru dari Fox News.
Sekitar 80 persen responden mendukung persyaratan pemeriksaan kesehatan mental pembeli senjata, 80 persen responden mengizinkan polisi mengambil senjata dari orang yang dianggap berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain, dan 77 persen responden menginginkan persyaratan masa tunggu 30 hari untuk semua pembelian senjata, papar jajak pendapat itu.
Sebanyak 61 persen responden mendukung pelarangan senapan serbu dan senjata semi-otomatis. Pada Selasa (25/4), Washington menjadi negara bagian ke-10 di AS yang mengesahkan larangan umum penjualan senjata serbu.
Sementara itu, 45 persen atau hampir setengah dari responden mendorong lebih banyak warga negara untuk membawa senjata guna membela diri dari penyerang, sedangkan mayoritas tipis, yakni 52 persen, menentangnya, imbuh jajak pendapat tersebut. Selesai