Foto yang diabadikan pada 13 Januari 2023 ini menunjukkan beberapa tower crane di sebuah lokasi konstruksi di Berlin, Jerman. (Xinhua/Ren Pengfei)
"Konstruksi perumahan sedang terjun bebas," kata Tim-Oliver Mueller, Kepala Eksekutif Asosiasi Industri Konstruksi Jerman. "Biaya konstruksi yang meroket menyebabkan proyek-proyek menjadi tidak efisien."
BERLIN, 25 April (Xinhua) -- Krisis di sektor perumahan Jerman terus memburuk, dengan pesanan-pesanan baru untuk konstruksi bangunan turun 29 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Februari, seperti diungkapkan Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Selasa (25/4).
"Konstruksi perumahan sedang terjun bebas," kata Tim-Oliver Mueller, Kepala Eksekutif Asosiasi Industri Konstruksi Jerman. "Biaya konstruksi yang meroket menyebabkan proyek-proyek menjadi tidak efisien."
Penurunan konstruksi bangunan juga tercermin dalam penurunan pesanan baru untuk industri konstruksi secara keseluruhan, yang turun 15,4 persen (yoy) pada Februari. Pada saat bersamaan, penjualan industri hanya turun 6,8 persen, menurut Destatis.
Sebuah lokasi konstruksi terlihat di Berlin, ibu kota Jerman, pada 30 Juli 2021. (Xinhua/Stefan Zeitz)
"Pesanan semakin sedikit," ujar Felix Pakleppa, Kepala Eksekutif Federasi Konstruksi Jerman (ZDB), yang mendesak "persyaratan pendanaan yang jelas dan sederhana secepat mungkin" guna memenuhi permintaan perumahan yang terus meningkat.
Akibat kenaikan bunga dan biaya material, jumlah izin bangunan di Jerman turun untuk bulan ke-10 secara berturut-turut pada Februari, kata Destatis. Hanya 22.300 rumah baru yang disetujui, 20,6 persen lebih sedikit daripada bulan yang sama tahun lalu.
Pada 2022, Jerman kembali meleset dari target 400.000 rumah baru per tahun. Pemerintah juga tidak yakin dapat mencapai target tahun ini.
Rekor imigrasi memperparah kekurangan perumahan di Jerman. Menurut data resmi, lebih dari 1,4 juta orang tiba di negara itu tahun lalu, sebagian besar dari Ukraina. Akibatnya, populasi negara tersebut naik ke angka tertinggi sepanjang masa, yaitu 84,3 juta jiwa. Selesai