JUDUL: Faksi-faksi bertikai di Yaman rampungkan pertukaran tahanan besar-besaran
DATELINE: 17 April 2023
DURASI: 00:01:37
LOKASI: Sanaa
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Cuplikan pendaratan pesawat yang membawa para tahanan yang dibebaskan di Bandar Udara Sanaa
2. Cuplikan masyarakat menyambut kedatangan para tahanan yang dibebaskan di bandara
3. SOUNDBITE (Bahasa Arab): EZZEDINE AL-MAGHRBI, Tahanan yang dibebaskan
4. Cuplikan masyarakat menyambut kedatangan para tahanan yang dibebaskan di bandara
STORYLINE:
Dalam langkah signifikan untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Yaman, faksi-faksi yang bertikai di negara itu berhasil menyelesaikan pertukaran tahanan besar-besaran pada Minggu (16/4), dengan total 887 tahanan dipertukarkan selama tiga hari berturut-turut.
Yahya Kazman, kepala komite negosiasi dari pihak pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, mengatakan bahwa gelombang ketiga dan terakhir pertukaran tahanan itu berlangsung dengan sukses pada Minggu, dengan kedatangan tiga penerbangan Palang Merah secara bersamaan di Bandar Udara Sanaa dan Bandar Udara Tadween di Marib, Yaman tengah.
SOUNDBITE (Bahasa Arab): EZZEDINE AL-MAGHRBI, Tahanan yang dibebaskan
"Saya ditangkap di Provinsi Al-Bayda dan menghabiskan lima tahun di penjara sampai akhirnya dibebaskan hari ini, hari saya merasakan kegembiraan terbesar karena dapat bertemu kembali dengan keluarga dan teman-teman saya, seolah saya dilahirkan kembali."]
Selama tiga hari terakhir, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantu memfasilitasi pengangkutan ratusan tahanan antara wilayah Yaman dan Arab Saudi melalui sejumlah bandara.
Beberapa tokoh terkenal, seperti Nasser Mansour Hadi, saudara laki-laki mantan presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, dan Mahmoud Al Subeihi, mantan menteri pertahanan negara itu, termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
Pertukaran tahanan tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antara pemerintah Yaman dan milisi Houthi, yang terlibat konflik internal yang brutal sejak akhir 2014.
Langkah ini juga dianggap secara luas sebagai tonggak penting dalam menyiapkan lingkungan yang kondusif sekaligus menunjukkan komitmen bersama dari kedua belah pihak untuk terlibat aktif dalam negosiasi perdamaian mendatang yang bertujuan mencapai perdamaian permanen.
Yaman terperosok ke dalam konflik militer panjang sejak milisi Houthi yang didukung Iran menguasai beberapa kota di wilayah utara negara itu dan memaksa pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi angkat kaki dari ibu kota Yaman, Sanaa, pada 2014.
Konflik yang terus berlanjut itu menelan jumlah korban sangat besar dan mendorong negara termiskin di dunia Arab itu ke dalam krisis kemanusiaan, termasuk kelaparan yang semakin meluas.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Sanaa.
(XHTV)