BEIJING, 13 April (Xinhua) -- Masyarakat internasional harus tetap waspada terhadap belanja pertahanan Jepang yang meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada Kamis (13/4), mendesak pihak Jepang untuk bertindak hati-hati dalam masalah militer dan keamanan.
Pernyataan itu disampaikan Wang dalam jumpa pers rutin ketika diminta mengomentari laporan bahwa Kementerian Pertahanan Jepang menandatangani kontrak senilai 2,84 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.866) dengan Mitsubishi Heavy Industries untuk mengembangkan kekuatan rudal baru guna memperoleh kemampuan menyerang target lebih dari 1.000 km dari Jepang. Negara itu juga berencana mengerahkan senjata hipersonik pada 2026, dan mengembangkan rudal hipersonik yang diluncurkan dari kapal selam dengan jangkauan 3.000 km pada awal 2030-an.
Wang mengatakan situasi ini menjadi perhatian serius China, dan China akan mengikuti perkembangannya dengan cermat.
Wang mencatat bahwa Jepang secara konstan mengangkat narasi "ancaman China", berulang kali melanggar komitmennya di bawah konstitusi pasifis dan kebijakan yang berorientasi pertahanan secara eksklusif, meningkatkan belanja pertahanan secara besar-besaran, mengembangkan senjata ofensif, dan mengincar "kemampuan menyerang musuh".
Jepang bergerak lebih jauh ke jalur ekspansi militer, yang mengirimkan pesan berbahaya ke negara-negara di kawasan dan dunia yang lebih luas bahwa Jepang sedang berusaha merusak tatanan internasional pascaperang, katanya, menambahkan bahwa masyarakat internasional harus tetap dalam waspada tinggi terhadap hal ini.
China sangat mendesak pemerintah Jepang untuk secara mendalam merefleksikan sejarah agresinya, menghormati masalah keamanan negara tetangganya di Asia dengan sungguh-sungguh, tetap setia pada kebijakannya yang berorientasi pertahanan secara eksklusif, tetap berada di jalur pembangunan damai, dan bertindak dengan hati-hati dalam masalah militer dan keamanan, imbuhnya. Selesai