Foto yang diabadikan pada 9 April 2023 ini memperlihatkan makanan berbuka puasa yang telah matang di dapur amal Al-Rahman di Kairo, Mesir. Puluhan sukarelawan dari berbagai usia sibuk memasak, mengemas, dan menyiapkan kotak makanan ketika dapur amal mereka mendistribusikan ribuan makanan gratis setiap hari ke seluruh ibu kota Mesir, Kairo, selama bulan suci Ramadan. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
KAIRO, 10 April (Xinhua) -- Ramadan menjadi bulan yang sangat sibuk bagi Dapur Al-Rahman, tempat ribuan makanan, yang semuanya diberikan secara gratis, disiapkan dan dikirim ke seluruh ibu kota Mesir, Kairo, setiap hari.
Selama bulan suci tersebut, umat Islam berpuasa dari terbit fajar hingga matahari terbenam, tanpa makan atau minum apa pun.
Dapur Al-Rahman menyediakan makanan berbuka puasa gratis bagi orang-orang berpuasa yang tidak mampu membeli makanan layak di lebih dari 30 tempat di Kairo.
Seorang sukarelawan memperlihatkan makanan berbuka puasa yang telah matang di luar dapur amal Al-Rahman di Kairo, Mesir, pada 9 April 2023. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
Mohamed Gamal Basiouny, seorang insinyur dan kontraktor yang memulai dapur amal itu tujuh tahun lalu, mengatakan bahwa menyiapkan begitu banyak makanan setiap hari merupakan "sebuah tantangan," tetapi semua upaya itu sepadan jika motivasinya adalah amal, kebajikan, dan cinta kasih untuk orang lain.
"Setiap hari adalah tantangan, karena dapur ini menyiapkan sekitar 7.000 makanan setiap hari dengan biaya sekitar 350.000 pound Mesir (1 pound Mesir = Rp481) atau lebih dari 11.000 dolar AS (1 dolar AS = Rp14.905). Sulit mengumpulkan uang sebanyak itu setiap hari, namun kami berhasil," ujar Basiouny, yang biasa dipanggil temannya dengan sebutan Jimmy, kepada Xinhua.
Baik Jimmy dan teman-temannya berkontribusi pada upaya filantropi tersebut, dan juga mendorong orang lain untuk berdonasi. Sejumlah donatur ada yang memberikan bahan makanan, ada pula yang memberikan uang, menurut Jimmy.
"Lebih dari 300 atau 400 orang bekerja di dapur setiap hari. Mereka semua adalah sukarelawan. Hanya 17 koki yang dibayar, namun bayaran mereka tidak sebanding dengan usaha yang mereka lakukan karena mereka bekerja sepanjang waktu," imbuhnya.
Para sukarelawan membawa kotak makanan berbuka puasa di luar dapur amal Al-Rahman di Kairo, Mesir, pada 9 April 2023. Belasan sukarelawan dari berbagai usia sibuk memasak, mengemas, dan menyiapkan kotak makanan ketika dapur amal mereka mendistribusikan ribuan makanan gratis setiap hari ke seluruh ibu kota Mesir, Kairo, selama bulan suci Ramadan. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
Dapurnya penuh dengan panci masak besar dan nampan berisi ayam bakar atau daging sapi matang yang nantinya akan dibawa keluar untuk dikemas dalam kotak bersama dengan sayuran matang, nasi atau makaroni, jus dan beberapa makanan penutup, sebelum dimuat ke dalam kendaraan untuk didistribusikan.
Meskipun inflasi tinggi dan harga-harga naik di Mesir, Dapur Al-Rahman tidak mengurangi jumlah makanan berbuka puasa hariannya, menurut Ahmed Samir Mansour, seorang pemilik perusahaan kimia yang bertanggung jawab atas pembelian dan pengumpulan donasi.
"Di tengah kenaikan harga, jumlah makanan harian kami tetap sama atau bahkan lebih banyak dari tahun lalu," tutur Mansour.
"Saya mengimbau semua orang untuk melakukan perbuatan amal semacam ini. Itu adalah hal terbaik yang dapat dilakukan seseorang," ungkapnya.
Sukarelawan mengemas makanan berbuka puasa di luar dapur amal Al-Rahman di Kairo, Mesir, pada 9 April 2023. Puluhan sukarelawan dari berbagai usia sibuk memasak, mengemas, dan menyiapkan kotak makanan ketika dapur amal mereka mendistribusikan ribuan makanan gratis setiap hari ke seluruh ibu kota Kairo selama bulan suci Ramadan. (Xinhua/Ahmed Gomaa)
Mulai dini hari, para sukarelawan bekerja hampir sepanjang hari untuk bisa mengantarkan makanan kepada orang-orang yang berpuasa sebelum waktu matahari terbenam. Beberapa sukarelawan mengambil cuti kerja selama Ramadan untuk bergabung dengan kegiatan amal ini.
Maram El-Nadi, seorang desainer grafis, telah menjadi sukarelawan di dapur tersebut sedikitnya selama lima tahun. Dia mengatakan keluarga dan teman-temannya menyukai gagasan itu dan mereka yang tidak bisa datang akan mendonasikan uang.
"Ibu saya datang (ke dapur) sebelumnya dan dia terkesan dengan gagasannya, pengaturannya, kualitas makanannya, dan semuanya. Teman-teman saya menelepon saya setiap hari untuk menawarkan bantuan mereka," tuturnya.
"Dapur amal ini terus berkembang dari tahun ke tahun. Kami biasanya membuat lebih sedikit makanan, tetapi tahun ini kami telah mencapai 7.000 atau 8.000 makanan setiap hari," kata Yehia Ayman, staf bagian pengadaan, kepada Xinhua.
Beberapa anak bergabung dengan orang tua atau kakak mereka mengunjungi Dapur Al-Rahman dan membantu mengemas makanan.
"Saya merasa sangat senang di sini. Suasananya menyenangkan. Waktu berjalan sangat cepat dan pekerjaannya sangat menyenangkan sehingga kami tidak merasa lelah meskipun sedang berpuasa," tutur Habiba Shawky, seorang pelajar sekolah persiapan berusia 13 tahun.
"Saya dan teman-teman saya berencana mengumpulkan banyak sukarelawan dari sekolah untuk bekerja di sini," kata gadis remaja itu. Selesai