Hasil tangkapan layar video yang dirilis oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional (National Transportation Safety Board/NTSB) Amerika Serikat (AS) ini menunjukkan lokasi kereta barang yang tergelincir di East Palestine, Ohio, AS. (Xinhua/NTSB)
Solusi nyata di sini adalah berhenti memproduksi bahan kimia beracun yang tidak dapat diangkut atau dibuang dengan aman.
NEW YORK CITY, 16 Maret (Xinhua) -- Bencana lingkungan yang terjadi di East Palestine, Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat (AS), menimbulkan pertanyaan, "mungkinkah ini terjadi di kota kita?" seperti dilaporkan portal berita AS The Sault News pada Selasa (14/3) tentang insiden kereta tergelincir pada 3 Februari lalu di kota itu yang menimbulkan kebocoran bahan kimia berbahaya di daerah tersebut.
Dari 38 gerbong yang tergelincir, 11 di antaranya merupakan gerbong tangki yang membuang sekitar 100.000 galon bahan berbahaya, termasuk vinil klorida, residu benzena, dan butil akrilat, kata laporan itu.
Menurut Departemen Sumber Daya Alam Ohio, hingga saat ini, insiden tersebut telah mengakibatkan kematian lebih dari 43.000 ikan, krustasea, amfibi, dan hewan laut lainnya. Warga Ohio yang berada sekitar 16 kilometer dari lokasi tergelincirnya kereta telah melaporkan beberapa hewan peliharaan dan hewan ternak mati dalam semalam.
"Penduduk Michigan menghadapi dua pertanyaan krusial terkait krisis di East Palestine: 1. Akankah salah satu kota kita menjadi berita utama nasional berikutnya untuk bencana lingkungan? 2. Apa yang bisa dikatakan penduduk Michigan ketika perusahaan yang bertanggung jawab atas bencana lingkungan juga mengirim limbah beracun melewati perbatasan negara bagian untuk dibuang?" papar laporan media yang berbasis di Michigan tersebut.
"Solusi nyata di sini adalah berhenti memproduksi bahan kimia beracun yang tidak dapat diangkut atau dibuang dengan aman," tutur Christy McGillivray, direktur legislatif dan politik Michigan Sierra Club.
"Terlepas dari pemberitahuan dan pengawasan yang tepat, hasil akhirnya adalah pemegang saham untung, sementara kita dibiarkan memilih komunitas mana yang akan kita korbankan untuk bahan kimia penyebab kanker," paparnya. Selesai
