JUDUL: Sejumlah pakar sebut pelacakan asal-usul COVID-19 tidak seharusnya dipolitisasi AS
DATELINE: 11 Maret 2023
DURASI: 00:02:07
LOKASI: Beijing
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan pemandangan jalan di AS
2. SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ALEX OWITI, Profesor yang sebelumnya bekerja di Universitas Aga Khan, Kenya
STORYLINE:
Sejumlah pakar internasional mengatakan bahwa pelacakan asal-usul COVID-19 adalah masalah sains, yang seharusnya tidak dipolitisasi oleh Amerika Serikat (AS).
Senat AS meloloskan Undang-Undang Asal-Usul COVID-19 tahun 2023 sekitar 10 hari lalu, yang menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 kemungkinan berasal dari China.
Namun demikian, Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines pada Rabu (8/3) mengatakan bahwa tidak ada konsensus di kalangan komunitas intelijen AS mengenai apakah wabah tersebut merupakan akibat dari kebocoran laboratorium atau paparan alami terhadap hewan yang terinfeksi.
Selain itu, ahli virologi Polandia Agnieszka Szuster-Ciesielska belum lama ini mengatakan dalam sesi wawancara bahwa teori "kebocoran laboratorium" COVID yang kembali diungkit oleh Departemen Energi AS dan FBI adalah perilaku mencari sensasi dan tidak memiliki dasar faktual atau ilmiah.
Beberapa pakar lainnya juga mengatakan bahwa politisasi penelusuran asal-usul COVID-19 oleh Washington bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari masalah dalam negerinya sendiri, dan memanipulasi opini publik untuk memfitnah China.
SOUNDBITE (Bahasa Inggris): ALEX OWITI, Profesor yang sebelumnya bekerja di Universitas Aga Khan, Kenya
"Menyelidiki asal-usul dan menelusuri asal-usul virus penting bagi kita untuk dapat mengatasi pandemi di masa depan. Hal itu kini terseret ke dalam debat politik global yang sangat berbahaya dan tidak membantu.
Tujuan dari politisasi yang begitu disayangkan ini adalah karena AS ingin meraih poin politik.
AS kini semakin menjauh dari sains.
AS sepertinya bertekad untuk mencapai hasil tertentu yang memenuhi tujuan politik tertentu dan juga memainkan jenis retorika dan ekstrapolasi yang menyesatkan, serta menolak untuk memperhatikan hal apa pun yang benar-benar bersifat ilmiah, dan bahkan yang mendekati elemen kebenaran apa pun."
Menurut para pakar, penelusuran asal-usul COVID-19 harus dilakukan secara ilmiah dan objektif, dan politisasi terhadap penyelidikan itu hanya akan menghambat kerja sama berbasis sains terkait isu ini.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing.
(XHTV)
