JUDUL: Sejumlah pakar tuding AS pecah belah dunia
DATELINE: 7 Maret 2023
DURASI: 00:02:46
LOKASI: Beijing
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan konflik Rusia-Ukraina
2. Berbagai cuplikan Capitol Hill
3. SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): TURKER ERTURK, Laksamana purnawirawan Turkiye
4. SOUNDBITE 2 (Bahasa Serbia): ZIVADIN JOVANOVIC, Mantan diplomat Serbia
5. SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): ZOLTAN KISZELLY, Direktur Pusat Analisis Politik di Institut Szazadveg Hongaria
6. SOUNDBITE 4 (Bahasa Inggris): SHAKEEL AHMAD RAMAY, CEO, Asian Institute of Eco-civilization Research & Development yang berbasis di Islamabad
STORYLINE:
Dari Irak, Libya, hingga Ukraina, pengaruh Amerika Serikat (AS) dapat ditemukan dalam berbagai kekacauan di seluruh dunia.
Sejumlah pakar menuding AS memecah belah dunia untuk kepentingannya sendiri.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Turkiye): TURKER ERTURK, Laksamana purnawirawan Turkiye
"Pada akhir Perang Dingin, AS muncul sebagai kekuatan global terbesar dan satu-satunya. Hari ini, negara itu merencanakan dan melakukan operasi untuk mempertahankan tatanan dunia unipolar. Pengalaman kami merupakan manifestasi dari hal ini.
AS telah banyak berinvestasi dalam (krisis) ini untuk menjauhkan Ukraina dari Rusia dan krisis yang dimulai pada 24 Februari tahun lalu meningkat dengan sangat serius dari hari ke hari.
Krisis ini mungkin tidak dimulai dan dapat dicegah. Namun, mereka tidak mau mencegahnya. AS tidak ingin mengakhiri krisis ini. Faktanya, jika AS ingin, krisis ini akan berakhir besok. Mengapa? Karena mereka ingin melemahkan Rusia."
SOUNDBITE 2 (Bahasa Serbia): ZIVADIN JOVANOVIC, Mantan diplomat Serbia
"Perdamaian bukan kepentingan NATO dan kompleks industri militer Amerika. Semua keuntungan diperoleh dari kompleks industri militernya, yang merupakan penyebab utama konflik ini."
SOUNDBITE 3 (Bahasa Inggris): ZOLTAN KISZELLY, Direktur Pusat Analisis Politik di Institut Szazadveg Hongaria
"Memecah belah dunia menjadi dua bagian, Barat, dunia Anglo-Saxon, Uni Eropa, serta para sekutu terkuat mereka, dan negara-negara lain yang tidak tertarik dengan perpecahan ini."
Beberapa pakar mengungkapkan bahwa "demokrasi" hanyalah alasan bagi AS untuk ikut campur dalam urusan negara-negara lain.
SOUNDBITE 4 (Bahasa Inggris): SHAKEEL AHMAD RAMAY, CEO, Asian Institute of Eco-civilization Research & Development yang berbasis di Islamabad
"Jika suatu negara mengikuti narasi AS, jika narasi seseorang membantu AS mencapai kepentingan mereka, maka semuanya baik-baik saja. Namun, jika (suatu) negara lain tidak mengikuti instruksi atau dikte AS, dan tindakan mereka tidak memperkuat kepentingan AS, maka mereka akan datang untuk mengajari Anda soal 'demokrasi'.
Irak, mereka pergi ke sana untuk mengajari demokrasi. Lihatlah Libya, dahulu merupakan negara, negara yang indah untuk ditinggali, negara yang indah dengan semua kesejahteraan sosialnya. Jadi, itu campur tangan politik mereka."
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Beijing.
(XHTV)