Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe (kiri) tiba untuk menghadiri sesi pembukaan parlemen di Sri Jayawardenepura Kotte, Sri Lanka, pada 8 Februari 2023. (Xinhua/Ajith Perera)
Sri Lanka saat ini sedang bergerak dari ekonomi negatif menuju ekonomi positif, dan pada akhir 2023, Sri Lanka akan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi, kata Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.
KOLOMBO, 9 Februari (Xinhua) -- Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Rabu (8/2) menyatakan keyakinan bahwa negaranya akan pulih dari kebangkrutan pada 2026.
Saat memberikan penjelasan mengenai kebijakan pemerintah di masa mendatang kepada parlemen, Wickremesinghe mengatakan bahwa dirinya akan melanjutkan program reformasi pajak meski dianggap tidak populer oleh beberapa kelompok.
"Saya siap mengambil keputusan-keputusan yang tidak populer demi bangsa ini. Orang-orang akan menyadari betapa pentingnya keputusan-keputusan itu dalam dua sampai tiga tahun," ujarnya.
Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe (pertama dari kiri) tiba untuk menghadiri sesi pembukaan parlemen di Sri Jayawardenepura Kotte, Sri Lanka, pada 8 Februari 2023. (Xinhua/Ajith Perera)
Wickremesinghe mengatakan meskipun mengalami berbagai kesulitan, pemerintah mengambil serangkaian langkah untuk melindungi kelompok-kelompok rentan yang menderita akibat krisis ekonomi.
"Mereka yang mengalami kemiskinan absolut telah diidentifikasi. Sebuah program sedang disiapkan untuk membiayai mereka secara langsung melalui rekening bank kesejahteraan," ungkapnya.
Sang presiden juga menyampaikan bahwa negara tersebut saat ini sedang bergerak dari ekonomi negatif menuju ekonomi positif, dan pada akhir 2023, Sri Lanka akan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi.
Dia mengungkapkan bahwa dukungan internasional yang diterima Sri Lanka saat ini menunjukkan bahwa negara tersebut berada di jalur yang benar, seraya mengimbau semua pihak di parlemen untuk bergabung dalam proses membangun negara itu. Selesai
