Dalam dekade selanjutnya, Xi menjadi pengagum berat mobil listrik, mengunjungi sejumlah perusahaan otomotif, mengelilingi laboratorium, dan menunjukkan ketertarikan yang besar untuk menjajal mobil listrik yang dikembangkan di dalam negeri. Dia mendorong para produsen mobil untuk fokus pada kualitas produk dan menumbuhkan daya saing pasar.
Industri energi baru tersebut, faktanya, merupakan bagian dari visi Xi terkait "kekuatan produktif yang berkualitas baru". Ungkapan baru ini yang pertama kali disebutkan oleh Xi selama inspeksi lokal tahun lalu dengan cepat menjadi kata kunci bagi perekonomian China, namun Xi telah memulai praktik yang relevan jauh lebih awal.
Pada 1970-an di Desa Liangjiahe, Shaanxi, Xi memelopori pengenalan fasilitas pembangkit biogas di provinsi tersebut, yang dapat dikategorikan sebagai "kekuatan produktif yang berkualitas baru" pada saat itu, sehingga memberikan penduduk desa pengganti yang bersih dari kayu bakar dan minyak tanah yang digunakan untuk memasak dan penerangan.
Xi menganggap gagasan perihal kekuatan produktif sebagai "penyebab utama dari semua perubahan sosial dan politik."
Mengembangkan kekuatan produktif yang berkualitas baru, yang menampilkan inovasi dan kualitas tinggi, merupakan seruan atas tindakan para pembuat kebijakan China untuk memanfaatkan gelombang baru revolusi teknologi yang terjadi di berbagai bidang seperti kecerdasan buatan, biologi sintetik, teknologi nano, dan informasi kuantum melalui reformasi. Hal ini juga sejalan dengan strategi pembangunan berbasis inovasi yang diusulkan oleh Xi.
Xi menganalogikan minimnya kemampuan inovasi yang kuat di China sebagai "tumit Achilles" dari raksasa ekonomi. "Hanya para pembaharu yang bisa maju, hanya inovator yang dapat berkembang, dan hanya mereka yang melakukan reformasi serta inovasi yang akan bertahan," ujarnya.
Di bawah panduannya, reformasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Didorong oleh serangkaian langkah-langkah pro-inovasi, sistem baru untuk memobilisasi sumber daya secara nasional dimanfaatkan guna memfasilitasi berbagai terobosan teknologi utama, kelompok pertama laboratorium nasional di negara tersebut didirikan, sementara peran utama perusahaan dalam bidang inovasi diperkuat.
Dampaknya terlihat jelas, saat peringkat China dalam Indeks Inovasi Global, yang dipublikasikan oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization), melonjak dari posisi ke-34 pada 2012 menjadi posisi ke-12 pada tahun lalu.
Data yang dirilis pada 2023 menunjukkan bahwa China pada 2022 menyalip Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya sebagai negara No.1 yang berkontribusi dalam artikel penelitian yang dipublikasikan pada kelompok jurnal ilmu pengetahuan alam berkualitas tinggi di Nature Index.
Kendati mendapatkan tekanan dan sanksi cip dari AS selama bertahun-tahun, raksasa telekomunikasi China Huawei berhasil meluncurkan ponsel pintar kelas atas (high-end) terbarunya pada 2023. Banyak pihak memandang hal itu sebagai bukti bahwa pembatasan sektor teknologi China oleh beberapa negara Barat tidak akan berhasil.
Kendati demikian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Xi telah memperingatkan bahwa "penelitian dasar merupakan sumber inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Meski China telah mencatatkan kemajuan yang signifikan dalam penelitian dasar, jaraknya dengan level advance di (tingkat) internasional masih terlihat jelas."
Xi menyerukan reformasi kelembagaan lebih lanjut untuk memperkuat penelitian dasar, serta mendukung inovasi orisinal dan pengembangan yang lebih cepat terkait teknologi strategis, mutakhir, dan disruptif.
MELEPASKAN KEKUATAN PASAR
Saat Xi mengambil alih jabatan tertinggi di Partai, dua dekade telah berlalu sejak konsep membangun ekonomi pasar sosialis diperkenalkan.
Namun, menjalankan bisnis masih menjadi upaya yang menantang. Pada 2014, seorang anggota parlemen yang menghadiri "Dua Sesi" tingkat daerah mengungkapkan bahwa sebuah proyek investasi, mulai dari pembebasan lahan hingga penyelesaian semua prosedur persetujuan administratif, memerlukan lebih dari 30 perizinan pemerintah dan lebih dari seratus stempel. Seluruh proses itu memakan waktu minimal 272 hari kerja.
Xi sangat menentang perizinan pemerintah yang berbelit-belit. Saat bekerja di Fuzhou, Fujian, dia memelopori sebuah mekanisme yang memungkinkan segala prosedur perizinan proyek investasi diselesaikan dalam satu atap.
Sebagai pemimpin tertinggi di negara tersebut, dia menganjurkan bahwa "pasar memainkan peran penting dalam alokasi sumber daya dan pemerintah memainkan perannya dengan lebih baik."
Selama bertahun-tahun, Dewan Negara China telah membatalkan atau melimpahkan wewenang perizinan administratif terkait lebih dari 1.000 barang kepada otoritas yang lebih rendah dan memangkas jumlah barang investasi yang memerlukan persetujuan pemerintah pusat hingga lebih dari 90 persen.
"Biarkan vitalitas yang menciptakan ledakan kekayaan, dan biarkan kekuatan pasar dilepaskan sepenuhnya," tutur Xi.
Berbagai hasil reformasi tersebut terbilang menakjubkan, mengingat China dinobatkan oleh Bank Dunia sebagai satu dari 10 ekonomi teratas dengan peningkatan lingkungan bisnis yang paling signifikan selama dua tahun berturut-turut.
Xi juga menekankan perlunya mendorong reformasi keuangan untuk memfasilitasi pembiayaan bagi perusahaan-perusahaan swasta. Dia menekankan pentingnya mendorong modal swasta untuk memasuki industri-industri dan sektor-sektor yang tidak secara eksplisit dilarang oleh hukum dan peraturan.
Di bawah instruksi Xi, sistem daftar negatif untuk akses pasar diimplementasikan secara komprehensif, yang memungkinkan masuknya perusahaan-perusahaan yang tidak secara eksplisit dilarang dalam daftar tersebut. Hingga akhir 2023, jumlah entitas bisnis yang terdaftar secara nasional mencapai 184 juta, tiga kali lipat lebih dari jumlah pada 2012.
Dari 2012 hingga 2023, jumlah perusahaan swasta di China meningkat lebih dari empat kali lipat, dan proporsi perusahaan swasta dalam total perusahaan naik dari yang sebelumnya kurang dari 80 persen menjadi lebih dari 92 persen.
Selama periode tersebut, bank-bank milik swasta mendapatkan persetujuan pendirian, kereta cepat yang dikendalikan oleh modal swasta mulai beroperasi, investasi swasta diizinkan untuk memasuki sektor eksplorasi dan produksi minyak dan gas, serta sebuah perusahaan roket swasta mencapai kesuksesan dalam peluncuran roket dari laut.
Xi juga memprakarsai reformasi berorientasi pasar untuk badan usaha milik negara (BUMN). Pada 2017, China Unicom, sebagai BUMN pertama yang dikelola secara terpusat di industri telekomunikasi yang membuka diri terhadap modal swasta, memperkenalkan 14 investor strategis, termasuk raksasa internet Tencent, Baidu, JD.com, dan Alibaba, dalam "reformasi kepemilikan campuran."
Rencana aksi tiga tahun untuk reformasi BUMN mengubah BUMN menjadi perseroan terbatas atau perusahaan yang dibatasi oleh saham. Sekitar 38.000 BUMN membentuk dewan direksi.
Media internasional telah memperhatikan bahwa reformasi China telah maju seiring dengan perubahan situasi. Perang dagang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat (AS), pandemi global, dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah menguji ketahanan ekonomi China. Negara itu juga mengubah model pembangunan ekonominya.
Xi telah memimpin China untuk mempercepat pengembangan pola pembangunan baru, yang menjadikan pasar domestik sebagai andalan serta memungkinkan pasar domestik dan internasional untuk saling memperkuat.
Dukungan utama untuk strategi ini adalah pembentukan pasar nasional yang terpadu. Untuk mencapai hal ini, serangkaian reformasi sedang diimplementasikan untuk menghapus proteksionisme lokal dan menghilangkan hambatan regional.
China mendorong aksesi Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP), setelah pemerintah berupaya untuk memenuhi standar tinggi yang disyaratkan oleh perjanjian tersebut dan berkomitmen untuk melakukan praktik-praktik yang melampaui kebijakan akses pasar saat ini.
Pada 2013, Xi mendirikan zona perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) percontohan pertama di Shanghai. Saat ini, jumlah FTZ percontohan telah mencapai 22, dengan provinsi pulau tropis Hainan menjadi pelabuhan perdagangan bebas.
Langkah reformasi signifikan lainnya yang dilakukan oleh Xi adalah digelarnya Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE), pameran tingkat nasional pertama di dunia dengan fokus pada perluasan impor.
Dia juga memprakarsai sebuah pameran untuk memfasilitasi perdagangan jasa dan pameran yang menampilkan produk-produk konsumen global, yang menunjukkan visinya untuk liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi.
China merupakan mitra dagang utama lebih dari 140 negara dan kawasan serta mempertahankan posisinya sebagai destinasi investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) terbesar kedua di dunia.
Sementara itu, Xi berhati-hati terhadap ekspansi modal yang tidak teratur, manipulasi pasar, dan pengejaran keuntungan yang terlalu tinggi di sektor-sektor tertentu, untuk menghindari risiko-risiko yang mirip dengan krisis subprime di AS.
Dia mengusulkan pengaturan "lampu lalu lintas" untuk arus modal, memastikan bahwa "tokoh-tokoh terkemuka keuangan" tidak bertindak secara tidak bermoral sembari tetap membiarkan modal berfungsi dengan baik sebagai salah satu faktor produksi.
Hal ini mengindikasikan bahwa reformasi China tidak lagi hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga mempertimbangkan pendekatan yang lebih seimbang.