Seorang wanita mengamati produk pameran dalam Consumer Electronics Show (CES) 2020 di Las Vegas, Amerika Serikat, pada 8 Januari 2020. Lebih dari 4.500 peserta pameran mengikuti pameran tahunan tersebut dengan hampir 20.000 produk teknologi transformatif baru, yang meliputi konektivitas 5G, kecerdasan buatan, realitas berimbuh dan virtual, kota pintar dan tangguh, olahraga, robotika, dan lainnya. (Xinhua/Wu Xiaoling)
Dalam dekoder yang baru dikembangkan ini, rekonstruksi ucapan bukan kata per kata, tetapi dapat memulihkan "inti" dari apa yang didengar pengguna.
LOS ANGELES, 2 Mei (Xinhua) -- Para peneliti Amerika Serikat (AS) mengembangkan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru yang dapat membantu orang-orang yang memiliki kesadaran mental namun tidak dapat berbicara secara fisik, seperti mereka yang lemah akibat stroke.
Sistem yang disebut dekoder semantik itu dapat menerjemahkan aktivitas otak seseorang, sembari mendengarkan cerita atau diam-diam membayangkan penuturan cerita, menjadi aliran teks yang berkelanjutan, menurut studi yang diterbitkan pada Senin (1/5) di jurnal Nature Neuroscience.
Tidak seperti sistem decoding bahasa lain yang sedang dikembangkan, sistem ini tidak memerlukan subjek untuk memiliki implan bedah, menjadikan prosesnya tidak invasif.
Dalam dekoder yang baru dikembangkan ini, rekonstruksi ucapan bukan kata per kata, tetapi dapat memulihkan "inti" dari apa yang didengar pengguna, menurut studi tersebut.
Sistem ini dikembangkan oleh para peneliti di University of Texas di Austin (UT Austin).
"Untuk metode noninvasif, ini merupakan lompatan besar yang nyata dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya, yang biasanya berupa kata tunggal atau kalimat pendek," papar Alex Huth, asisten profesor ilmu saraf dan ilmu komputer di UT Austin. "Kami mendapatkan model untuk memecahkan kode bahasa berkelanjutan untuk waktu yang lama dengan ide-ide rumit." Selesai