Laziz Kudratov, gubernur Uzbekistan di Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) sekaligus Menteri Investasi, Perindustrian, dan Perdagangan Uzbekistan, berbicara dalam sebuah wawancara di sela-sela pertemuan tahunan AIIB selama dua hari di Sharm El-Sheikh, Mesir, pada 26 September 2023. (Xinhua/Sui Xiankai)
SHARM EL-SHEIKH, Mesir, 26 September (Xinhua) -- Laziz Kudratov, gubernur Uzbekistan di Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB), pada Selasa (26/9) memuji pertemuan tahunan kedelapan bank itu sebagai hal yang "penting dan bermanfaat."
Kudratov, yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi, Perindustrian, dan Perdagangan Uzbekistan, menyatakan hal itu dalam sebuah sesi wawancara dengan Xinhua di sela-sela pertemuan tahunan AIIB selama dua hari yang berakhir pada Selasa di kota resor Laut Merah, Sharm El-Sheikh, Mesir.
Dia menyoroti Rencana Aksi Iklim (Climate Action Plan/CAP) sebagai hasil yang signifikan dari pertemuan tahunan kali ini, sembari mengatakan bahwa mekanisme dan instrumen baru yang dicantumkan dalam rencana itu "krusial untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan mengatasi tantangan iklim."
Pada Senin (25/9), hari pembukaan pertemuan tahunannya, AIIB meluncurkan CAP untuk memandu ambisi iklim institusi tersebut mulai 2024 hingga 2030.
Dipandang sebagai "tonggak penting" dalam komitmen bank itu untuk memerangi perubahan iklim, CAP menyatukan prinsip-prinsip yang mengatur pembiayaan iklim AIIB sembari mengidentifikasi bidang-bidang aksi krusial yang akan mengarahkan investasinya guna mendukung para anggotanya, kata AIIB dalam sebuah pernyataan.
Foto yang diabadikan pada 25 September 2023 ini menunjukkan papan penanda pertemuan tahunan kedelapan Dewan Gubernur Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) di Sharm El-Sheikh, Mesir. (Xinhua/Sui Xiankai)
Berbicara kepada Xinhua, Kudratov juga mencantumkan pembangunan hijau dan perubahan iklim dalam daftar isu yang kemungkinan menjadi fokus pada pertemuan tahunan selanjutnya bank itu, yang dijadwalkan digelar oleh negaranya.
"Perihal agenda pertemuan selanjutnya, saya yakin hal itu akan dibahas dengan para anggota AIIB, namun usulan dan visi kami akan mencakup topik-topik pembangunan hijau dan isu perubahan iklim," ujar Kudratov.
"Topik lain yang akan menarik perhatian kami adalah konektivitas dan transportasi karena kawasan kami, Asia Tengah, yang terkurung daratan (landlocked), sedang mengembangkan koridor transportasi yang efisien yang merupakan hal yang sangat penting," imbuhnya.
Isu-isu terkait dukungan transformasi digital, kewirausahaan, dan perusahaan rintisan (startup) juga akan diajukan untuk dibahas dalam pertemuan tahunan berikutnya, kata sang menteri.
AIIB merupakan bank pembangunan multilateral yang misi utamanya mendanai proyek-proyek infrastruktur yang mengutamakan keberlanjutan. Bank itu mulai beroperasi di Beijing pada Januari 2016 dan sejak saat itu berkembang menjadi 109 anggota yang disetujui di seluruh dunia, dengan tiga anggota baru disetujui pada pertemuan tahunan kali ini. Selesai