Para pekerja memindahkan troli bermuatan bunga di Pusat Perdagangan Lelang Flora Internasional Kunming di Dounan, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 31 Januari 2023. (Xinhua/Chen Xinbo)
Pengaruh ekonomi China merupakan kekuatan pendorong yang signifikan di balik perkembangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) pada 2022.
LABUAN BAJO, 12 Mei (Xinhua) -- Pertumbuhan ekonomi dan pasar di China, perekonomian terbesar kedua di dunia dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, memberikan peluang substansial bagi negara-negara ASEAN, kata seorang pejabat Indonesia.
"Pengaruh ekonomi China merupakan kekuatan pendorong yang signifikan di balik perkembangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) pada 2022," kata Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Edi Prio Pambudi, kepada Xinhua dalam wawancara tertulis saat KTT ASEAN ke-42 yang berlangsung selama dua hari dan dibuka pada Rabu (10/5) lalu.
Pakta perdagangan bebas RCEP melibatkan 15 negara Asia-Pasifik termasuk 10 negara anggota ASEAN (Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam) dan lima mitra dagang ASEAN, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
"Partisipasi China dalam RCEP memberi negara-negara anggota akses ke pasar konsumen yang masif ... yang menawarkan peluang substansial bagi para pengekspor ASEAN," katanya.
Foto udara yang diambil pada 13 Maret 2023 ini memperlihatkan deretan kendaraan di terminal Pelabuhan Taicang, Provinsi Jiangsu, China timur. (Xinhua/Li Bo)
Seraya menyebut China sebagai kekuatan ekonomi, Edi juga menyatakan bahwa masuknya investasi asing langsung dari China ke negara-negara ASEAN membantu "memperkuat pembangunan ekonomi ASEAN."
Pejabat ekonomi itu juga menyoroti peran penting China dalam integrasi negara-negara ASEAN ke dalam rantai nilai global.
"RCEP memperkenalkan rantai nilai regional yang memberikan peluang lebih besar bagi produk manufaktur ASEAN untuk berpartisipasi dalam rantai nilai global. China, sebagai pemain penting dalam basis produksi global untuk produk manufaktur dan teknologi tinggi, sedang dan akan tetap krusial dalam konteks ini," papar Edi.
Menyinggung soal ancaman ketidakpastian geopolitik global dan perlambatan ekonomi terhadap pemulihan pascapandemi ASEAN dan prospek ekonomi, Edi menyampaikan harapan bahwa hubungan ekonomi antara ASEAN dan China terjalin semakin dalam guna membantu blok regional itu mengatasi situasi tersebut.
"Mengintensifkan langkah-langkah fasilitasi perdagangan, mengurangi hambatan perdagangan, dan mempromosikan inisiatif integrasi regional seperti RCEP dapat mendorong perdagangan intra-regional dan meningkatkan ketahanan ASEAN terhadap berbagai tantangan ekonomi global," lanjut Edi. Selesai